Dr.Djaldo dan Hijau Hitam

  • Bagikan

Namanya Djalaludin Salampessy. Tapi, di kalangan orang dekat ia kerab dipanggil “Doktor Djaldo”. Djaldo adalah panggilan lain dari nama Dr. Djalaluddin Salampessy, S.Pi, SH, MS.

Di acara diskusi yang dipelopori organisasi “hijau hitam” Korps Alumni Himpunan Mahasiswa Islam (KAHMI) Provinsi Maluku, bertema: Resolusi 2025, Otokritik dan Penguatan Peran Strategis dalam Asa Cita bagi Pembangunan Daerah, Umat, dan Bangsa, itu ia tampil memberikan sambutan mewakili Pj Gubernur Maluku Sadali Lie.

Sebagai birokrat yang sehari-harinya Asisten Sekda Bidang Pemerintahan dan Kesejahteraan Rakyat Pemrov Maluku ia dulunya juga seorang organisatoris. Karena itu meski secara teknis penampilannya sebagai pejabat pemerintah namun jiwa aktivis tak pernah hilang.

Terkesan tak kaku. Di awal penyampaian sambutan tanpa teks itu Dr Djaldo beretorika dengan cakap memacu semangat. Bahwa untuk membangun masa depan generasi bangsa di daerah ini haruslah dimulai dari bagaimana menumbuhkan rasa percaya diri yang kuat.

Itu diawali dari hal-hal kecil. Seorang aktivis harus selalu berpenampilan menarik seperti bagaimana ia harus berpakaian rapi. Diikuti dengan membangun karakter dan punya attitude atau sikap dan perilaku yang baik, termasuk kecakapan dalam berkomunikasi.

Sebagai generasi muda, aktivis, ia harus confidence. Punya rasa percaya diri yang tinggi pada kemampuan yang dimilikinya. Bersikap satria, jujur, setia kawan, berpenampilan menarik/neces dan memiliki pengetahuan luas sehingga mampu menyampaikan pendapat dengan menarik dan mudah dimengerti.

Itulah dimaksud Dr Djaldo. Modal membangun bangsa haruslah diawali dari kekuatan kita membangun karakter pada diri sendiri barulah diikuti membangun jaringan dan berkolaborasi dengan semua komponen.

Dari sini akan lahir generasi berkualitas dan akan terbangun masa depan terbaik untuk daerah, umat, bangsa, dan Tanah Air.

Apakah itu sudah direfleksikan sebagai sebuah kekuatan bersama membangun masa depan? Tentu yang harus dibangun adalah kekuatan kita membangun karakter diikuti memperkuat kolaborasi.

“Di luar sana ada GMKI. Ada Muhammadiyah. Untuk membangun proyeksi kedepan harus disinergikan sebagai sebuah kekuatan bersama,” ujar tokoh Muhammadiyah Maluku, itu.

Soal kemampuan Sumber Daya Manusia (SDM) di HMI dan KAHMI tentu tak ada yang kurang. Mereka ini haruslah keluar dari zona nyaman diawali dari membangun ketrampilan dan punya daya juang yang kuat untuk kerja-kerja keummatan adalah suatu hal yang niscaya dan saat ini menjadi tantangan.

Sejak mahasiswa Dr.Djaldo sudah lama ditempa di HMI dan kini aktif di Muhammadiyah Maluku. Lama meninggalkan dunia aktivis di organisasi “hijau-hitam” tak membuat Dr Djaldo kehilangan jati diri.

Berkat pengalaman berorganisasi di HMI membuat mantan Pj. Bupati Kabupaten Seram Bagian Timur ini sarat pengalaman. Itu pula membuat ia tak kehilangan sikap ke-HMI-an. Berkat karakter yang telah dibentuk menjadi modal pengalaman berharga hingga mengantarkan dirinya menempati posisi penting di birokrasi Pemrov Maluku.

Sebagai pengurus KAHMI Maluku ia melihat posisi korps dan himpunan di HMI merupakan salah satu kekuatan dan motor penggerak penting untuk mewujudkan cita-cita pembangunan daerah, umat dan bangsa. Fungsi KAHMI itu menggerakkan sistem, tapi penyelenggaranya itu ada di kalangan aktivis “hijau-hitam”.

Sedangkan di korps alumni umumnya ditempati oleh para pensiunan. Dan, penyelenggara kegiatan di lapangan itu ada pada level himpunan, bukan di korps HMI.

“Dr Abi (Rektor IAIN Ambon) itu alumni HMI tapi beliau aktif di NU Maluku. Saya sendiri alumni HMI tapi aktif di Muhammadiyah,” ujarnya.

Memperkuat kolaborasi dan sinergitas dalam rangka membangun nilai-nilai keummatan di daerah ini tentu tidak cukup dimulai dari internal organisasi “hijau-hitam” saja, tapi harus bersinergi dan mengayomi pada semua level stakeholder baik dengan pemerintahan, akademisi, birokrat, dan politisi.

Selain Dr.Djaldo, tampil sebagai pemateri pada acara diskusi yang berlangsung di Cafe Indogrosir, Hunuth, Ambon, Minggu, (9/2/25), yang dipandu Ketua BKPRMI Maluku Ahmad Ilham Sipahutar, itu adalah Dr.Ruslan H.S Tawari, S.Pi, M.Si, Koordinator Presidium KAHMI Provinsi Maluku, yang juga Wakil Rektor Bidang Perencanaan, Kerjasama, dan Sistem Informasi UNPATTI Ambon, juga ada Rektor IAIN Ambon Dr. Abidin Wakano, M.Si, politisi PPP Maluku Rofiq Afifudin, dan Dr. Rio Pellu.

Selain menyikapi kondisi politik kekinian dan dinamika kekuasaan di pusat dan daerah, diskusi ini juga menjadi ajang refleksi dan otokritik antarsesama aktivis “hijau hitam”.

Diskusi ini tentu menjadi momentum penting sebagai bahan renungan dan introspeksi atas apa yang telah dan belum dilakukan, juga sebagai langkah strategis untuk merumuskan masa depan daerah, umat, dan bangsa yang kita cintai ini.

Dalam sambutannya itu ia melihat tema Resolusi 2025 tentu tak saja mengajak kita melihat ke depan, tapi juga sebagai otokritik terhadap diri sendiri dan organisasi.

Sebagai salah satu wahana pengembangan intelektual (intelectual exercise), peran HMI dan KAHMI menjadi lokomotif sebagai upaya bersama mewujudkan Asta-Cita dan Sapta Cita untuk terus mendorong pembangunan daerah, umat, dan bangsa.

Diikuti oleh upaya membangun masyarakat yang adil, sejahtera, dan demokratis serta menjunjung tinggi persatuan dan kesatuan bangsa, peran kader “hijau-hitam” di sini haruslah terus memperkuat silaturahmi dan ukhuwah serta mengaktualisasikan nilai-nilai kejuangan Islam menuju masa depan Maluku yang lebih baik.

                   ***

Dr. Djaldo lahir dan besar di Ory, Desa Pelauw, Pulau Haruku, Kabupaten Maluku Tengah, 12 Februari 1971.

Ia mempunyai seorang istri bergelar dokter bernama Drg.Mega Aziza. Mereka dikaruniai dua orang anak kesayangan yakni: Dinega Lotomina Raisah Salampessy dan Muhammad Said Rafael Salampessy.

Dr. Djaldo menamatkan pendidikan dasar hingga SMA di tanah kelahirannya yakni SD Al-Khairiyah Ory, SMPN Pelauw/Kariuw, dan SMAN 1 Pulau Haruku.

Setamat SMA ia kemudian melanjutkan studi di perguruan tinggi pada Fakultas Perikanan UNPATTI Ambon.

Lulus S1 UNPATTI ia kemudian meneruskan pendidikan S2 Magister Ekonomika Pembangunan (MEP) Universitas Gadjah Mada Yogyakarta, dilanjutkan S3 pada perguruan tinggi yang sama pada Fakultas Geografi Jurusan Pengembangan Wilayah.

Di birokrasi Pemrov Maluku ia pernah menjabat sebagai Plt. Kepala BAPPEDA Maluku, Kepala Badan Pendapatan Daerah Provinsi Maluku dan sejumlah jabatan penting lainnya.

Ia juga pernah menjabat sebagai Pj Bupati Kabupaten Buru, dan Pj.Bupati Kabupaten Seram Bagian Timur. Saat ini Dr.Djaldo menempati posisi penting sebagai Asisten Sekda Bidang Pemerintahan dan Kesejahteraan Rakyat Pemrov Maluku.

Di organisasi selain dikenal sebagai aktivis HMI dan KAHMI Maluku, ia juga Ketua Wilayah Ikatan Sarjana Perikanan Indonesia (ISPIKANI) Maluku, Ketua Dewan Rempah Maluku, Ketua Ikatan Sarjana Geografi Indonesia Maluku, Ketua Umum Yayasan Al-Khairiyah Maluku, Sekretaris Wilayah Muhammadiyah Maluku, Ketua Badan Pembina Harian (BPH) Universitas Muhammadiyah Maluku, Ketua Ikatan Pencak Silat Seluruh Indonesia (IPSI), Plt. Ketua KONI Maluku, dll.

Tidak sedikit kursus dan pelatihan serta seminar nasional dan internasional dalam dan luar negeri telah diikuti oleh putera terbaik dari Ory, Desa Pelauw, Pulau Haruku, itu.(AHMAD IBRAHIM)

  • Bagikan