Sejumlah Kepala Madrasah Swasta Resah

  • Bagikan

Terkait Informasi Pemotongan 50% Dana BOS

RAKYATMALUKU.FAJAR.CO.ID — AMBON, — Sejumlah kepala madrasah swasta di Provinsi Maluku dikabarkan resah atas beredarnya informasi pemotongan 50 persen dari total dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS) yang akan diterima di tahun 2025 ini.

Bagaimana tidak, lembaga pendidikan di bawah naungan Kementerian Agama ini, khusus yang berstatus negeri, diinformasikan telah menerima edaran mengenai pemangkasan dana BOS sebesar 50 persen, akibat dari kebijakan efisiensi anggaran.

Mereka menilai jika kebijakan ini benar-benar direalisasikan, maka akan menjadi pukulan telak bagi madrasah swasta. Pasalnya, pihak sekolah tidak hanya kesulitan membayar gaji guru honorer, tetapi juga akan kesulitan dalam melakukan pengembangan pendidikan.

Hal ini disebabkan karena sebagian besar madrasah swasta di daerah masih bergantung pada dana BOS, berbeda dengan madrasah swasta di daerah lain yang yayasannya sudah mandiri.

“Situasi ini juga menimbulkan keresahan di kalangan pengelola madrasah swasta. Semoga pemerintah dapat memberikan kebijakan yang lebih bijak agar tidak mengganggu keberlangsungan pendidikan di lembaga mereka,” pinta salah satu pengelola madrasah swasta di Ambon, yang meminta namanya dirahasiakan, Selasa, 18 Februari 2025.

Tak hanya itu, pemotongan dana 50 persen yang sebagian dialokasikan untuk pembayaran gaji guru honorer tentu akan berdampak pada kelancaran pembayaran gaji.

“Proses merumahkan guru juga bukan pilihan yang mudah bagi lembaga pendidikan, mengingat keberadaan guru sangat penting untuk kelangsungan pendidikan,” tutur sumber itu.

Terkait hal itu, Kepala Bidang Madrasah Kanwil Kemenag Maluku, La Fata, saat dikonfirmasi Selasa malam, 18 Februari 2025, mengatakan bahwa hingga kini belum ada kepastian mengenai pemotongan dana BOS 50 persen tersebut.

“Belum ada kepastian, kami masih menunggu keputusan resmi dalam satu atau dua hari ke depan,” terangnya. (CIK)

  • Bagikan