Menteri Bahlil SP-1 Inpex Jepang Soal Blok Masela

  • Bagikan

Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Bahlil Lahadalia, telah memberikan teguran dengan mengirim surat peringatan pertama (SP1) kepada Inpex Masela Ltd sebagai Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS) yang memegang hak partisipasi atau participating interest (PI) wilayah kerja Masela.

Hal tersebut menyusul lambannya pengembangan proyek Blok Masela oleh perusahaan asal Jepang tersebut.

Menurut Bahlil, surat peringatan tersebut diberikan lantaran sejak ditemukan puluhan tahun silam, proyek Blok Masela tidak mengalami kemajuan signifikan.

“Ada satu wilayah kerja yang sudah 26 tahun, sudah menemukan ini gas terbesar tapi tidak dinaikkan statusnya. Saya sudah bikin surat peringatan pertama,” kata Bahlil dalam acara Mandiri Investment Forum (MIF) 2025 di Jakarta, Selasa (11/2/2025), sebagaimana dikutip dari akurat.co.

Adapun, apabila surat tersebut tak diindahkan oleh Inpex, ia tak segan-segan untuk mencabut izin pengelolaan Blok Masela.

“Saya tidak perlu sampaikan perusahaan apa itu, biarkanlah Tuhan saya dan dia yang tahu. Kalau dia rasa pasti tahu betul itu kira-kira,” ujar Bahlil.

Meski Bahlil tak mengungkap secara gamblang perusahaan yang dimaksud, namun Kepala SKK Migas, Djoko Siswanto, mengatakan bahwa perusahaan yang dimaksud merujuk pada Inpex selaku operator Blok Masela.

“Iya, iya (Inpex),” ujar Djoko.

Djoko pun berharap, pada tahun ini sudah ada kepastian pembeli gas dari Blok Masela. Sehingga proyek gas jumbo ini bisa berjalan sesuai dengan yang diharapkan.

“Ya diharapkan bisa segera ada pembeli gasnya sehingga proyek bisa dimulai tahun ini lah,” katanya.

Sebagaimana diketahui, Blok Masela ditargetkan dapat memproduksi sebanyak 1.600 juta kaki kubik per hari (mmscfd) gas atau setara 9,5 juta ton LNG per tahun (mtpa) dan gas pipa 150 mmscfd serta 35.000 barel minyak per hari.

Namun, meski sudah ditemukan lebih dari 20 tahun lalu, proyek ini tak kunjung beroperasi. (RIO)

  • Bagikan

Exit mobile version