Mata Air Tawari

  • Bagikan

Boleh dikata ini diskusi paling lengkap: ada akademisi, birokrat, dan politisi. Pelopornya Korps Alumni Himpunan Mahasiswa Islam (KAHMI) Provinsi Maluku.

Tidak saja lengkap dari soal pemateri, temanya juga menarik: Resolusi 2025, Otokritik dan Penguatan Peran Strategis dalam Asa Cita bagi Pembangunan Daerah, Umat, dan Bangsa, di Cafe Indogrosir, Hunuth, Ambon, Minggu, (9/2/25).

Di antara pembicara ada Dr.Ruslan H.S Tawari, S.Pi, M.Si. Ia tak lain Koordinator Presidium KAHMI Provinsi Maluku. Juga ada antara lain Rektor IAIN Ambon Dr. Abidin Wakano, M.Si. Birokrat Dr.Jalaludin Salampessy, politisi Rofiq Afifudin, dan Dr. Rio Pellu.

Selain menyikapi kondisi politik kekinian dan dinamika kekuasaan di pusat dan daerah, diskusi yang digagas KAHMI dan dipandu Ahmad Ilham Sipahutar ini juga menjadi ajang refleksi dan otokritik sesama aktivis “hijau hitam”.

Dr.Ruslan Tawari yang saat ini dikenal sebagai akademisi Universitas Pattimura (UNPATTI) Ambon dengan posisi sebagai Wakil Rektor Bidang Perencanaan, Kerjasama dan Sistem Informasi melihat peran aktivis dan alumni HMI sangat strategis dalam menjawab dinamika bangsa.

Itulah mengapa sistem pengkaderan di HMI harus terus dihidupkan jangan sampai vakum. Sebab, roh dari sebuah organisasi akan efektif bila pengkaderannya berjalan baik.

Ia mengibaratkan mata air yang tidak pernah kering. Muara dari mata air tidak boleh surut. Begitupun organisasi hidup-matinya terletak pada pengkaderan. Bila rekrutmen terhenti maka seperti mata air sumbernya juga akan mati.

Tanggung jawab pengkaderan tentu menjadi beban bagi setiap aktivis dan alumninya. Di pundak mereka inilah tanggung jawab itu diamanatkan.

Dr. Ruslan Tawari adalah seorang aktivis pergerakan dan mantan Ketua HMI Ambon. Sejak menjadi mahasiswa mengalir darah “hijau-hitam”. Di tangannya banyak lahir kader terbaik HMI. Karena itu kemanapun dan kapanpun ia selalu tampil menjadi panutan.

Pengalaman itu membuat dirinya tak lupa membesarkan HMI termasuk menyisihkan sebagian dananya untuk kepentingan organisasi pun kegiatan pengkaderan. Jika ada yunior yang membutuhkan dana “talangan” untuk kepentingan pengkaderan dan uang tiket ia tak kikir dan tak segan membantu.

Bahkan untuk kepentingan HMI ia sudah punya “doa” khusus dana talangan. Karena itu bila ada kader yang ingin membutuhkan dana untuk kepentingan organisasi dan kemanusiaan maka dengan “doa” ini ikut membantu.

Tapi “doa” di sini bukan dalam arti pujian untuk permohonan kepada Tuhan. “Doa” yang dimaksud adalah akronim dari Dana Olahan Awal (DOA).

Ia mengaku “DOA” ini sebagai bentuk apresiasi untuk tetap menjaga agar marwah HMI selalu hidup. Juga sumber mata air pengkaderan di organisasi yang telah membesarkannya itu maju dan berkembang sehingga kelak bisa melahirkan sosok generasi intelektual yang tangguh, pencipta, dan pengabdi dari tanah Maluku.

Ia mengajak bila ada kader dan alumni HMI di Ambon/Maluku mau berkontribusi untuk membesarkan HMI maka tak ada salahnya punya dana sisipan bernama DOA ala Dr.Ruslan Tawari ini.

Karena itu ia mengajak alumni HMI yang saat ini menempati posisi sebagai akademisi, birokrat, dan politisi untuk sama-sama ikut membantu. Ini semata-mata untuk mengambil tanggung jawab membesarkan HMI. Biar sistem pengkaderan yang menjadi sumber mata air organisasi ini tetaplah hidup.

“Jadi kalau adik-adik ada yang mau olah Purek (pembantu rektor) yang lain silakan. Di KAHMI ini kita punya banyak kader, alumni, dan punya SDM yang hebat-hebat. Tapi jangan sampai ada yang pura-pura mati. Saya tahu itu. Sebab ini bagian dari tanggung jawab pengkaderan,” ujarnya disambut tawa.

Ia yakin bila sesama kader dan alumni menjaga mata air pengkaderan di HMI ini tak kering maka sepanjang itu pula rahmat dan keberkahan Allah SWT akan selalu mewarnai dalam kehidupan kita.

“Asal tidak matikan mata air pengkaderan, maka siapapun yang membantu untuk kepentingan di jalan Allah mengutip Nabi SAW maka ia akan selalu diberi rahmat dan keberkahan,” ujarnya.

Memasuki peralihan kekuasaan antara pusat dan daerah di bawah rezim Prabowo Subianto dengan segala dinamika politik yang terjadi saat ini menuntut semua kader dan alumni HMI harus terus membangun kolaborasi baik akademisi, birokrat, dan politisi.

Semua kekuatan ini harus dibangun dan disenergikan guna mengayomi semua kepentingan yang ada di tanah Maluku tercinta sekaligus mendukung program asa cita pemerintah pusat untuk pembangunan daerah, umat, dan bangsa.

Ia mengingatkan kita boleh bersaing tapi harus wajar. Di sisa umur dan di penghujung pengabdian nantinya harus ada yang bisa kita lakukan sebagai amal jariyah.

Di masa kepemimpinan sebagai Ketua KAHMI Maluku ini putera kelahiran Ternate, Provinsi Maluku Utara, itu kini diserahi amanat untuk menyelesaikan Gedung Sekretariat HMI-KAHMI di Poka, Ambon, yang sudah memasuki tahap penyelesaian 70 persen.

Ia berharap ada support dan sokongan dana dari sesama aktivis dan almuni HMI untuk penyelesaian gedung ini sebagai bentuk amal jariyah untuk mereka yang mau memberikan sumbangan.

Biar mata air pengkaderan di lingkungan organisasi “hijau-hitam” ini terus mengalir dan tak surut maka semangat Ketua KAHMI ini perlu terus didukung. Tentu tak cukup dengan semangat dan idealisme saja tapi harus pula ditopang oleh DOA ala Dr.Ruslan Tawari ini.


Lahir di Ternate, 24 Agustus 1971, Dr Ruslan Tawari adalah dosen dengan golongan/pangkat Pembina IV/b. Saat ini ia adalah Wakil Rektor Bidang Perencanaan, Kerjasama dan Sistem Informasi UNPATTI, Ambon.

Keluarga Tawari adalah keluarga pendidik, akademisi, birokrat, dan politisi. Nama Tawari mengingatkan kita pada sosok bernama Mohammad Yamin Tawari politisi Partai Golkar yang pernah menduduki jabatan sebagai anggota DPR-RI untuk beberapa periode dari Dapil Provinsi Maluku Utara tak lain adalah kakak kandung Dr.Ruslan Tawari.

Ayahnya bernama Husein Hi Saban Tawari asal Pulau Makian Tahane, di Provinsi Maluku Utara adalah seorang guru SD. Sedangkan ibunya bernama Waini Safar Pune sebagai ibu rumah tangga berasal dari Galela nun di utara Pulau Halmahera yang bermukim di Gane Luar, Kabupaten Halmahera Selatan.

Dari kedua orang tua inilah lahir tujuh bersaudara satu di antaranya bernama Mohammad Yamin Tawari. Jadi selain politisi, birokrat, dan akademisi keluarga besar Tawari juga lahir dan besar di lingkungan Muhammadiyah. “Termasuk saya,” ujarnya.

Untuk mengingatkan perjalanan napak tilas di Muhammadiyah pada 1984/85 ia pernah bersama teman menjadi Instruktur Pemuda Muhammadiyah pada pelatihan kepemimpinan di Tobelo. Saat yang sama ia juga berkunjung ke tetangga kecamatan bernama Galela tempat asal ibunya saat menghadiri pengresmian SMP Muhammadiyah di Desa Togawa.

Saat ini jabatan fungsional di UNPATTI yang ditempati Dr.Ruslan Tawari adalah Lektor Kepala pada Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Program Studi Pemanfaatan Sumberdaya Perikanan UNPATTI.

Dr. Ruslan Tawari menamatkan pendidikan S1 dan S2 di UNPATTI pada 1998 untuk S1 Manajemen Sumberdaya Perairan/Penangkapan Ikan dan 2005 untuk Pendidikan Magister Ilmu Kelautan. Pada tahun 2013 ia memperoleh gelar doktor pada Institut Pertanian Bogor pada Program Studi Sistem dan Pemodelan Perikanan Tangkap.

Beberapa jabatan pernah diemban adalah sebagai Ketua Pusat Kajian Unggulan Daerah dan Pengembangan dan Pemberdayaan Masyarakat Pesisir (PKUD-P2MD) UNPATTI tahun 2014-2018 dan 2018-2022.

Pernah menjadi Ketua Program Studi Pemanfaatan Sumberdaya Perikanan Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan UNPATTI dan sebagai Ketua Harian IKAPATTI (Ikatan Alumuni UNPATTI) 2021-2025.

Sekretaris Senat Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan UNPATTI 2022-2026, juga sebagai Dewan Pendidikan Provinsi Maluku untuk tahun 2023-2025. Jabatan terbaru saat ini adalah sebagai Wakil Rektor Bidang Perencanaan, Kerjasama dan Sistem Informasi UNPATTI 2023-2027.

Di organisasi keagamaan ia juga menjabat sebagai Presidium Majelis Wilayah KAHMI Provinsi Maluku 2021-2026, Ketua MPW ICMI (Ikatan Cendekiawan Muslim Se-Indonesia) 2025-2030.

Dr. Ruslan Tawari memiliki seorang istri yang juga dosen bergelar doktor namanya Dr.Irma H Hanafi, SH, MH. Seperti suaminya istrinya juga adalah staf pengajar pada Fakultas Hukum UNPATTI.

Dari perkawinan itu mereka dikaruniai tiga orang anak kesayangan bernama Ifa Titha Tazkira, mahasiswi S2 Fakultas Hukum Universitas Padjadjaran Bandung, Sehla Izza Ikhlasia, mahasiswi Fakultas Ekologi Manusia, IPB University, dan Bill Bagir Besimatalli, siswa SMA Kelas X Ambon.(AHMAD IBRAHIM)

  • Bagikan

Exit mobile version