Salah satu langkah terbaik bagi seorang leader (pemimpin) dalam mengembangkan perusahaan agar tetap eksis serta responsif terhadap perubahan saat ini tak ada cara lain kecuali menjaga semangat dan terus menumbuhkan usaha agar berkembang. Hanya kepemimpinan yang tak responsif melakukan transformasi akan berakhir pada kematian, sebaliknya mereka yang mampu melakukan perubahan akan tetap eksis.
Pernyataan ini disampaikan Kepala Pusat Pelatihan dan Pengembangan dan Kajian Manajemen Pemerintahan Lembaga Administrasi Negara (LAN) RI Makassar. Namanya DR. Andi Taufik, M.Si.
DR.Taufik diundang khusus menjadi pembicara pada Raker Pimpinan, Direksi, dan Manager Fajar Grup bertema: Transformasi dalam Mewujudkan Organisasi Adaptif dan Agile, di Auditorium Kampus UNIFA, Makassar, Selasa, (4/2/25).
Contoh dari kepemimpinan transformatif itu sudah dimulai oleh almarhum Founder Harian Fajar HM.Alwi Hamu menandai keberhasilannya membangun grup media di sejumlah daerah di Indonesia Timur.
Sosok Pak Alwi Hamu menjadi model leader pada sebuah grup usaha yang telah lama melahirkan warisan berharga bagi kepemimpinan. Dan, langkah terbaik menandai sukses seorang leader saat ini adalah menjaga, melanjutkan, dan melakukan transformasi yang telah dirintis oleh pendahulu sebelumnya.
Kepemimpinan transformatif dan kemampuan menjaga serta mempertahankan reputasi dan integritas sebuah perusahaan hingga membuat grup media ini bertahan juga diakui Dirut Fajar Indonesia Corporindo (FIC) Dr.Suhendro Boroma M.Si dalam diskusi itu telah ditunjukkan oleh Pak Alwi.
Almarhum Pak Alwi Hamu yang wafat di Jakarta 18 Januari 2025 kita tahu adalah sosok wartawan nasional yang telah lama bergelut dalam pengembangan usaha di bidang media tidak saja di Sulawesi Selatan tapi di Indonesia Timur.
Kemampuan mengatasi kompleksitas, membaca, dan mengantisipasi perubahan menuntut seorang leader harus sanggup melakukan interaksi dan secara proaktif mengurai masalah, kondisi, sikap, serta bagaimana menambah nilai tambah untuk perusahaannya. “Leader yang baik adalah mereka yang belajar dari masa lalu dan tak mengulangi kesalahan yang sama,” ujarnya.
Mengutip pepatah Tiongkok langkah terbaik untuk membangun usaha agar mampu bertahan dimulai dari kemampuan kita membangun sumber daya manusia.
Pepatah itu menyebutkan: “Jika Anda menginginkan satu tahun kemakmuran, tanamlah benih. Jika Anda menginginkan sepuluh tahun kemakmuran, tumbuhkan pohon. Dan, jika Anda menginginkan seratus tahun kemakmuran maka kembangkanlah orang.”
Pemimpin dengan kompetensi tinggi dan strategis akan mampu mendorong transformasi organisasi menjadi efektif. Pun meningkatkan interaksi dengan karyawan di atas 70 persen menunjukkan ia seorang pemimpin yang kuat membangun kompetensi.
Tugas seorang leader yakni membangun penguatan komunikasi diikuti pengambilan keputusan yang cepat menghadapi waktu yang terus bergerak dan lingkungan yang terus berubah menunjukkan ia seorang pemimpin yang kuat.
Pemimpin yang mampu melakukan transformasi seperti ini menunjukkan ia sosok yang menginspirasi karena kemampuan membangun kinerja tim yang solid.
Jadi, leader transformatif itu pilihannya hanya satu: transform or die slowly. Berubah atau perlahan-lahan mati.(DIB)