RAKYATMALUKU.FAJAR.CO.ID — AMBON, — Bursa Efek Indonesia (BEI) mengajak masyarakat Indonesia, termasuk di Provinsi Maluku untuk bisa menjadi investor dan kemudian ikut menikmati potensi pertumbuhan pasar modal yang diyakini akan terus meningkat dari waktu ke waktu.
Ajakan itu disampaikan Direktur Pengembangan BEI, Jeffrey Hendrik, kepada 15 Jurnalis asal Ambon yang diajak Otoritas Jasa Keuangan (OJK) berkunjung ke Kantor BEI dalam rangkaian acara Media Edugathering OJK Provinsi Maluku, di Jalan Jenderal Sudirman, Jakarta Selatan, Jumat, 24 Januari 2025.
“Kalau lima tahun lalu, nilai kapitalisasi pasar di BEI sekitar 7.000 triliun. Namun hari ini sudah mencapai angka 12.000 triliun. Oleh karena itu, kami ingin lebih banyak lagi masyarakat Indonesia, termasuk di Maluku untuk bisa menjadi investor dan ikut menikmati potensi pertumbuhan pasar modal,” ajak Hendrik.
Menurutnya, sampai saat ini tidak kurang dari 15 juta masyarakat Indonesia yang sudah menjadi investor di pasar modal. Di mana setiap hari terjadi transaksi tidak kurang dari 12,8 triliun. 1,5 juta dilakukan oleh para investor.
Ia merincikan, dari 15 juta investor pasar modal di Indonesia, 68 persen masih di Pulau Jawa. Hal itu sudah membaik dibandingkan dengan tiga tahun lalu, yaitu 70 persen investor yang ada di pulau tersebut. Dan dari kurun waktu itu pertumbuhan pasar modal terus meningkat.
“Oleh karena itu tentu sangat penting kita menyampaikan keberadaan pasar modal agar lebih banyak masyarakat Indonesia yang bisa ikut menikmati potensi pertumbuhan pasar modal,” katanya.
Ia berharap, peserta yang telah mendapatkan ilmu dan pengalaman di Kantor BEI, dapat dibagikan lagi kepada masyarakat di Maluku. Sebab sejak tahun lalu, BEI sudah meluncurkan kampanye Aku Investor Saham.
Kampanye tersebut merupakan program edukasi pasar modal yang diselenggarakan oleh BEI dengan tujuan untuk meningkatkan partisipasi masyarakat dalam pasar modal dan mendorong pertumbuhan investor ritel.
“Melalui kampanye Aku Investor Saham,
pasar modal itu dapat diakses oleh siapapun dan di mana pun dengan teknologi yang ada sekarang. Kalau dulu dibutuhkan dana besar untuk bisa menjadi investor saham, hari ini dengan uang Rp50 atau Rp100 ribu, masyarakat kita sudah bisa menjadi investor saham. Pasar modal adalah inklusi bagi semua orang”, terangnya.
Dia menjelaskan, di gedung BEI ini banyak sekali kejadian-kejadian penting yang dilakukan di pasar modal tersebut.
“Antisipasi publik di pasar modal kita dari waktu ke waktu terus meningkat. Itulah yang membuat pasar modal Indonesia semakin strategis posisinya dalam perekonomian Indonesia,” jelas Hendrik.
Sementara itu, Kepala OJK Provinsi Maluku, Andi M. Yusuf, juga berharap agar media bisa memberikan informasi yang seluas-luasnya serta pemahaman terhadap pasar modal bagi masyarakat agar dapat meningkatkan tingkat literasi terutama tingkat inklusi keuangan yang ada.
“Ini yang terus kita harapkan partisipasi semua stakeholder, terutama bagi media yang hadir di sini”, ujar Yusuf.
Ia mengungkapkan, selama ini hubungan dengan media sudah berjalan dengan baik. Dan kehadiran para media di sini juga ingin menambah wawasan yang lebih dalam lagi, melihat langsung cara kerja BEI.
“Termasuk seperti apa produk-produk investasi dan yang paling penting adalah manfaatnya. Sehingga manfaat ini menjadi bekal dalam pemberitaan, termasuk juga meningkatkan pemahaman terkait bagaimana berinvestasi itu,” ungkapnya. (MHS)