Unpatti-Inpex Libatkan Alumni Eksplorasi Blok Masela

  • Bagikan

RAKYATMALUKU.FAJAR.CO.ID — AMBON, — Universitas Pattimura (Unpatti) Ambon bersama perusahaan pengembang lapangan abadi Blok Masela yakni Inpex Masela, melibatkan lulusan kampus tersebut dalam pengkajian dan eksplorasi Blok Masela.

“Sesuai dengan amanat Menteri ESDM pada saat berkunjung ke Unpatti menginstruksikan agar Unpatti harus berkolaborasi dengan SKK Migas terkait dengan pengelolaan sumber daya tersebut,” kata Wakil Rektor Bidang Kerja sama dan Sistem Informasi Unpatti Dr Ruslan HS Tawari, Jumat (18/1/2025).

Menurutnya, eksplorasi sumber daya minyak dan gas ini penting untuk disosialisasikan, khususnya bagi mahasiswa teknik geologi, perminyakan, kimia, fisika, dan alumni sehingga para mahasiswa dapat memahami bagaimana cara pengelolaan, pemanfaatan serta sejauh mana eksplorasi minyak dan gas bumi di Provinsi Maluku.

“Dengan begitu dapat terjadi sinergi yang humanis dengan berbagai pihak, sehingga tujuan untuk bagaimana memberdayakan masyarakat melalui pengelolaan sumber daya minyak dan gas ini bisa terealisasikan dengan baik,” katanya lagi.

Apalagi Unpatti memiliki Laboratorium Terpadu Pembantu Blok Masela yang telah menyiapkan tim kajian potensi dan dampak dari operasi pengelolaan lapangan abadi Blok Masela untuk kepentingan masyarakat.

Tim kajian itu dibentuk dari sembilan fakultas yang ada di Unpatti, melibatkan akademisi yang memiliki potensi-potensi untuk pengembangan ke depan.

Pembentukan tim kajian tersebut dirasa penting, lantaran pengoperasian dan pengelolaan Blok Masela akan berdampak pada segala bidang di dalam masyarakat Indonesia khususnya Maluku.

Saat ini PT Pertamina Hulu Energi (PHE) bekerjasama dengan Petronas telah mengambil alih pengelolaan lapangan abadi Blok Masela, dengan mengakuisisi 35 persen Participating Interest (PI) milik Shell Upstream Overseas Services Ltd (SUOS).

“Blok Masela memiliki peran strategis dalam industri hulu migas nasional. Blok Masela menjadi salah satu tulang punggung dalam meningkatkan produksi minyak dan gas untuk mendukung keberlanjutan pembangunan dan tumbuhnya industri nasional pengguna gas di tanah air,” ujar Kepala SKK Migas Dwi Soetjipto dalam keterangan tertulisnya.

PHE mengambil alih 20 persen PI dan Petronas 15 persen PI. Masuknya Pertamina dan Petronas diharapkan dapat mengakselerasi proyek Blok Masela yang berjalan lambat sejak disetujuinya Revisi Pertama POD Masela di 2019.

Dwi mengatakan, Blok Abadi Masela memiliki cadangan gas yang luar biasa yang saat ini adalah yang terbesar di Indonesia

“Dari lapangan ini akan diproduksi 9,5 million metric tonnes per annum (MMTPA) LNG, 150 million standard cubic feet per day (MMSCFD) gas pipa, dan 35,000 barel/hari kondensat, sehingga menjadi tulang punggung bagi peningkatan produksi migas nasional untuk mencapai target 2030 yang telah ditetapkan yaitu produksi minyak 1 juta barel per hari (BOPD) dan gas 12 miliar kaki kubik per hari (BSCFD),” kata Dwi.

Dwi menyebut, dampak efek berganda dari proyek abadi Masela juga akan dirasakan oleh pemerintah dan masyarakat daerah, antara lain PI 10 persen untuk pemerintah daerah, serta pembangunan kilang secara onshore akan turut mendukung menciptakan lapangan kerja dan berkontribusi pada perekonomian di daerah serta meningkatkan ekonomi masyarakat sekitarnya. (ANT/ ADV)

  • Bagikan

Exit mobile version