Hubungan baik Habib Rifqi Alhamid (HRA) bersama Ustad Abdul Somad (UAS) terlihat menyatu di acara bertajuk: Halmahera Tengah (Halteng) Bermunajat.
Dalam acara yang digelar di Pendopo Falcilno, Weda, Kabupaten Halteng, Provinsi Maluku Utara, Jumat malam lalu, itu keluar sebuah ungkapan rasa bahagia dari bibir UAS: “So sweet untuk HRA.”
Sebagaimana yang beredar di laman medsos itu terlihat HRA sedang berjalan di atas panggung membawakan payung untuk memayungi UAS ketika tampil menyampaikan tabliq akbar. Saat yang sama saat itu turun hujan.
Terlihat UAS tak kuasa melihat seorang habib asal Kota Ambon yang di dalam tubuhnya mengalir darah Nabi Muhammad SAW itu saat membawakan payung untuk memayungi dirinya.
“Yang layak mestinya saya yang memayungi beliau. Bukan beliau yang memayungi saya,” ujarnya di hadapan jamaah tabliq akbar.
Ada suasana batin berbeda hingga membuat UAS merasa bahagia begitu melihat HRA memayungi dirinya di atas panggung terbuka.
“So sweet habib. Sepayung kita berdua,” kata UAS saat menyambut HRA yang diikuti tawa para peserta tabliq akbar.
Hubungan baik kedua tokoh pendakwah antara UAS dan HRA bukan sekali ini. Dalam suasana berbeda saat menyampaikan tabliq akbar di Gedung Islamic Center Ambon, (16/10/22), ungkapan serupa “so sweet” atau perasaan bahagia juga terpancar dari wajah UAS saat ia diberikan tisu oleh HRA karena keringatan.
UAS yang tampak berkeringat harus menerima tisu pemberian HRA sambil berkata: “So sweet,” katanya sembari tersenyum dan disambut tawa undangan.
Merasa senang menerima tisu pemberian HRA dan sebagai bentuk penghormatan ia pun memohon maaf kepada undangan karena harus mengambil posisi di atas panggung pada sebelah kanan saat berceramah karena ia tak mau membelakangi sang habib.
Siapakah HRA itu?
Ia tidak lain Ketua Yayasan Pesantren Ar Rahmah Ambon. Selain bergerak di bidang pendidikan, putera Lorong Ponegoro, Ambon, yang lahir di Ambon 24 Juni 1985, itu juga punya Perusahaan Tour and Travel Umrah PT.Ar Rahmah Ambon.
Ia bergelar sarjana komunikasi dan baru saja menyelesaikan S2 Komunikasi di Kampus UNPATTI Ambon.
HRA merupakan alumni terbaik Universitas Al-Mustafa Yaman tahun 1999. Sebuah lembaga pendidikan tinggi yang dipimpin oleh ulama terpandang abad ini asal Yaman bernama Alhabib Umar Bin Al-Hafidz.
Nama Ar Rahmah Ambon yang dalam bahasa Arab berarti “kasih sayang” adalah pemberian Alhabib Umar Bin Al-Hafidz.
“Alhamdulillah kami bisa seperti ini tentu tak lepas karena doa dari orang tua dan guru-guru kami,” ujarnya suatu ketika.
Dan, ia bersyukur nama Yayasan Ar Rahmah yang diberikan oleh Syekh Alhabib Umar Bin Hafidz saat masih kuliah di Yaman tak lepas dari doa beliau.
“Mudah-mudahan berkat doa mereka ini semua usaha kami ini bisa memberikan kemaslahatan bagi kami di Maluku,” ujarnya.
Tuhan, kata HRA, memberikan dua tangan, kaki, dan mata berpasang-pasangan menunjukkan pada kita bahwa kehidupan seorang hamba di dunia tak lepas dari bantuan dan dukungan orang lain.
Karena itu, makna atau prinsip dari Ar Rahmah yang selama ini melekat dalam yayasan HRA untuk membagi kasih sayang antarsesama makhluk harus selalu dikedepankan untuk kebaikan kita bersama.
Melalui Yayasan Ar Rahmah Ambon ini HRA juga telah mengirim belasan santri dari Maluku dan Papua untuk menempuh pendidikan di Yaman.
“Dan, insyaAllah melalui lembaga pendidikan ini saya bisa berbuat sesuatu untuk kebaikan sekaligus menjadi sarana dakwah bagi kemaslahatan masyarakat di Maluku,” ujarnya.
Sejak beberapa tahun terakhir hubungan baik UAS dan HRA sudah terlihat saat keduanya melakukan safari dakwah di sejumlah daerah di tanah Maluku dan Maluku Utara. Dari utara nun jauh di Pulau Halmahera mencakup Galela, Tobelo, Weda, Kota Tidore dan Kota Ternate telah mereka datangi.
Pun di sebelah selatan Provinsi Maluku seperti di Pulau Buru, Pulau Seram, hingga Kota Ambon keduanya selalu bersama menyampaikan ceramah, juga dalam rangka penggalangan dana untuk Pembangunan Pesantren Tahfiz Al-Quran Ar Rahmah Ambon di Pantai Liang, Pulau Ambon yang dibidani HRA.
Kini, di pertengahan Desember 2024 safari dakwah dengan tema berbeda: Halteng Bermunajat, Ternate Bermunajat, dan Ambon Bermunajat kembali digelar di tiga kota tersebut.
Mengapa temanya bermunajat?
“Ini sebagai bentuk refleksi dan introspeksi kita semua menjelang penutupan akhir tahun 2024. Biasanya di akhir tahun selalu diikuti oleh musibah. Tema bermunajat ini sekaligus memperkuat kita agar senantiasa berdoa sekaligus untuk berefleksi dan instrospeksi agar kita semua terhindar dari musibah,” ujar HRA saat saya menghubunginya, Jumat, (13/12/24).
Saat tampil menyampaikan ceramah di Taman Nukila Ternate UAS terlihat bersemangat dalam acara yang dirangkaikan dengan Launching Hari Jadi Ternate (HAJAT) ke-774, dan juga dihadiri Walikota Ternate DR.M.Tauhid Soleman, M.Si, Sabtu malam, (14/12/24), itu.
Ia menceritakan sejarah kebesaran Kesultanan Ternate dan Kesultanan Tidore yang telah melampaui ratusan tahun silam begitu besar jasanya memberikan sumbangan untuk kemerdekaan bangsa Indonesia.
Ia mengatakan kebesaran sejarah itu ditandai oleh bergabungnya empat kesultanan di Maluku ke pangkuan NKRI. Ini juga sekaligus menunjukkan bahwa sejak lama wilayah kesultanan di Maluku ini tidak pernah terkalahkan saat melawan penjajah.
Di tempat berbeda, sebelum ceramah di Ternate, UAS juga sempat menjadi khatib dan imam salat Jumat di Mesjid Al-Maqdis, Desa Lelilef, Waibulan, Kecamatan Weda Tengah.
Usai dari Weda dan Ternate keesokan harinya mereka melanjutkan perjalanan menggunakan pesawat terbang ke Kota Ambon mengisi acara yang sama: Kumpul Basudara Maluku Bermunajat, Dzikir, Maulid dan Doa di Lapangan Merdeka, Minggu malam, (15/12/24).
Safari dakwah bertema munajat yang berisi doa untuk memohon ampun, bantuan, dan hidayah kepada Allah SWT, Tuhan Yang Maha Kuasa yang diinisiasi HRA ini juga merupakan bagian dari upaya menjalin persaudaraan dan menjaga kekompakan warga di daerah ini untuk tetap mendoakan agar Maluku dan Maluku Utara kedepan menjadi lebih baik.
Atas nama Ketua Yayasan Ar Rahmah Ambon yang juga sebagai inisiator acara HRA mengajak segenap kaum muslimin tentang pentingnya aktivitas dakwah semacam ini.
Karena, menurut habib yang alumni Universitas Al-Mustafa Yaman ini, melalui safari dakwah ini kita bisa meluangkan waktu untuk sama-sama bermunajat, berdzikir, membaca maulid dan berdoa untuk Maluku yang kita cintai.
Dan, kehadiran UAS di Kota Manise kali ini tentu memberi warna berbeda di tengah upaya kita yang baru saja menyelesaikan pesta demokrasi Pilkada dengan aman dan damai serta sebagai bentuk refleksi dan introspeksi kita di penghujung tahun 2024 ini.
Melalui ajang Maluku Bermunajat ini sekaligus mengingatkan kita sebagai anak bangsa yang hidup di Tanah Manise tercinta ini untuk tetap menjalin solidaritas.
Langkah Yayasan Ar Rahmah Ambon yang diketuai HRA untuk mengajak UAS ke Kota Manise ini patut diapresiasi. Sebab, tak mudah mendatangkan UAS di tengah padatnya kegiatan dakwah sang kiyai itu.
Pada Oktober 2022, misalnya. UAS juga pernah ke Maluku dalam rangka Safari Maulid Nabi Muhammad SAW di tiga kota berbeda: Namlea, Masohi, dan Ambon.
Sebelumnya pada Selasa, 8 Maret 2021, UAS juga pernah ke kota ini dalam rangka Isra Mi’raj 1442 H dirangkaikan penggalangan dana pembangunan Pesantren Tahfiz Al-Quran Ar Rahmah Ambon di Desa Liang, Maluku Tengah, bertempat di Swissbell Hotel, Ambon.
Kedatangan UAS kali kedua saat itu juga merupakan bagian dari janjinya karena kala itu masih suasana Covid-19 membuat acaranya tak bisa digelar di lapangan dan hanya di hotel.
Kita berharap semakin seringnya kedatangan orang-orang baik, ulama, dan para guru di kota ini dapat memberikan keberkahan dan kemaslahatan bagi tanah Maluku tercinta.
Semoga melalui program dakwah Maluku Utara Bermunajat dan Maluku Bermunajat yang digagas HRA ini dapat menyatukan kita semua. Dan, untuk mereka yang berselisih bisa berdamai agar kita semua senantiasa terhindar dari segala musibah.
So sweet untuk HRA dan UAS.(AHMAD IBRAHIM)