RAKYATMALUKU.FAJAR.CO.ID — AMBON, — Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) Republik Indonesia (RI) bersama Pemerintah Provinsi Maluku membangun sinergi dan kolaborasi dengan lintas sektor membangun Maluku maju kedepan.
Kerja sama itu dengan membuka resmi acara Peningkatan Koordinasi antara Pemprov Maluku dan BPOM serta melaunching Inovasi Layanan Publik BPOM di Aula Lantai 7 Kantor Gubernur, Sabtu, 30 November 2024 sore.
Kepala BPOM RI, dr. Taruna Ikrar mengatakan Maluku memiliki kekayaan alam yang melimpah, sehingga Maluku bakal dijadikan sebagai sasaran target program.
“Saya melihat potensi di provinsi Maluku ini sangat pesat dari segi obat-obat tradisional juga sangat besar dari segi sumber daya alam demikian juga makanan,” kata dr. Taruna Ikrar.
Menurutnya selain kekayaan yang melimpah, faktor yang paling diprioritaskan adalah pelaku Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) yang menjadikan sagu sebagai bahan pokok dan dikemas menjadi produk untuk dipasarkan.
“Sagu ini akan dikembangkan menjadi beras, sehingga BPOM tugaskan keluarkan cara pembuat pangan yang baik. Setelah itu setiap item produknya kita akan berikan nomor izin edar sehingga bisa dijual di seluruh Indonesia,” ujarnya.
Diharapkan, pelaku UMKM dan segala sektor di Maluku dapat mengambil bagian dalam meningkatkan ekonomi Indonesia.
“Jadi intinya dengan kolaborasi kita bisa berkerja sama bisa menopang ekonomi kita untuk menjadi negara yang makmur dan maju,” harapnya.
Penjabat Gubernur Maluku, Sadali Ie, memberikan apresiasi dan dukungan penuh terhadap program yang diselenggarakan BPOM untuk meningkatkan serta memastikan tingkat keamanan obat dan makanan di wilayah Maluku.
“Kami mengapresiasi program yang diselenggarakan BPOM untuk mewujudkan keamanan obat dan makanan di Maluku,” katanya.
Untuk mewujudkan keamanan obat dan makanan di Maluku, Pj. Gubernur menilai, kolaborasi yang efektif antar lembaga pemerintah, industri dan masyarakat merupakan faktor kunci untuk mencapai keberhasilan yang optimal dalam upaya melindungi masyarakat dari potensi bahaya yang ditimbulkan produk yang tidak aman atau berisiko tinggi, sehingga dapat tercipta lingkungan yang lebih aman dan sehat.
“Kolaborasi yang efektif adalah kunci keberhasilan dalam melindungi masyarakat dari produk yang tidak aman,” pungkasnya. (MON)