Fakta Dibalik Survei Pilwakot Ambon, AMAN Unggul

  • Bagikan

RAKYATMALUKU.FAJAR.CO.ID — AMBON — Ketua Tim Pemenangan Pasangan Calon (Paslon) Walikota dan Wakil Walikota Ambon nomor urut 1, Agus Ririmasse dan M. Novan Liem, Afraz Pattisahusiwa, mengatakan, tinggal beberapa hari lagi masyarakat Kota Ambon akan memilih siapa Walikota dan Wakil Walikota Ambon periode 2024-2029.

Menurutnya, para kandidat telah menggunakan hak politiknya untuk meyakinkan konstituen melalui visi misi, rencana dan program kerja untuk lima tahun ke depan. Segala cara dan upaya untuk meyakinkan masyarakat telah digunakan, baik cara positif yang edukatif maupun cara negatif yang destruktif, bahkan cenderung tidak mengedukasi masyarakat.

Sehingga, tidak heran kalau para pakar politik berpendapat bahwasanya Pilkada Kota Ambon kali ini bukannya sebuah upaya untuk meningkatkan kualitas pendidikan politik bagi masyarakat. Tetapi justru sebaliknya proses Pilkada Kota Ambon yang terjadi adalah sebuah proses pendidikan politik yang membodohi masyarakat.

Mengapa? Lanjut Afras, baru-baru ini masyarakat Kota Ambon dikejutkan dengan dirilisnya sebuah berita antagonis tentang beredarnya sebuah hasil survei yang menempatkan salah satu calon pada posisi elektabilitas dengan capaian 55 %.

“Berita ini telah menimbulkan pro kontrak di dalam masyarakat, bahkan publik berpendapat hasil survei ini terasa janggal dan aneh.Cukup beralasan kalau terjadi resistensi dan kecurigaan yang obyektif terhadap apa yang telah dirilis tersebut,” katanya.

Why not? Sebagai pembanding tujuh tahun yang lalu pada waktu proses Pilkada Kota Ambon 2017-2022 yang hanya diikuti oleh dua paslon, yaitu PANTAS dan PAPARISA BARU dengan tingkat kredibilitas, popularitas dan elektabilitas yang sangat mumpuni.

Di mana, seminggu sebelum pemilihan survey membuktikan bahwa tingkat elektabilitas PAPARISA BARU mencapai 74%. Fakta membuktikan pada saat hari H, PAPARISA BARU hanya mencapai 54 %, itu hanya dua pasangan, sedangkan kali ini ada empat pasangan, sehingga agak sulit untuk diterima dengan logika yang rasional.

“Tidak heran kalau para pengamat pilkada berpendapat bahwa cara ini adalah sebuah strategi untuk menggiring publik ke arah calon tertentu. Bahkan lebih ekstrim dikatakan ini salah satu cara untuk meyakinkan para donatur yang berkepentingan untuk menyumbang lebih besar lagi untuk menghadapi serangan fajar,” papar Afras.

“Mengingat para kandidat kini mengalami kesulitan pendanaan, indikatornya tidak satu kandidat pun yang melaksanakan kampanye akbar di lapangan merdeka, kenapa? Mungkin udah pada boke,” sambung politis PPP itu.

Tetapi jangan kuatir, lanjut Afras, sebagai pembanding dari hasil survei yang dirilis kemarin, maka beberapa NGO/LSM non komersial yang bergerak pada bidang pendidikan Demokrasi di Indonesia, baik pada tingkat lokal maupun nasional merilis hasil surveinya.

Di antaranya, Pattimura Institut Research telah merilis hasil survey elektabilitas calon Walikota dan Wakil Walikota Ambon dari 1 – 9 November dengan menggunakan pola dan metode yang sama dengan para surveyor lainnya, dengan hasil paslon nomor urut 1 (AMAN) 36,64 %, paslon nomor urut 2 (BETA) 29,31 %, paslon nomor urut 3 (TADO) 4 09 %, paslon nomor urut 4 (JAS) 28,41 %. Dengan catatan yang belum menentukan pilihan adalah 1,55 %.

Dan NGO/LSM Nasional non komersial (namanya sengaja tidak di publish), sambung Afras, melalui hasil survey per tanggal 8-14 November 2024 dengan hasilnya yakni, paslon nomor urut 1 (AMAN) 39,76 %, paslon nomor urut 2 (BETA) 30,37 %, paslon nomor urut 3 (TADO) 16,95 %, dan paslon nomor urut 4 (JAS) 9, 02 %.

“Inilah kondisi riil dan obyektif menjelang Pilkada Kota Ambon 27 November 2024. Marilah kita secara dewasa dan jujur memberi pilihan kepada calon Walikota dan Wakil Walikota kita dengan bersumber dari hati untuk sebuah kehidupan kota yang aman dan harmonis bagi kita dan bagi masa depan anak cucu kita,” pungkas tokoh masyarakat Negeri Sirisori Islam itu. (RIO)

  • Bagikan

Exit mobile version