RAKYATMALUKU.FAJAR.CO.ID — AMBON, — Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Ambon, Wendy Pelupessy, mengatakan salah satu imunisasi yang gencar dilaksanakan adalah pemberian vaksin HPV (Human Papillomavirus) untuk melindungi perempuan dari risiko terinfeksi virus yang menjadi penyebab utama kanker leher rahim atau serviks.
“Imunisasi ini sudah mulai bisa diberikan pada anak perempuan berusia sembilan tahun. Sayangnya, masih banyak orang tua yang menolak,” kata Wendy kepada wartawan di Ambon, Sabtu, 16 November 2024.
Untuk membangun kesadaran masyarakat, khususnya para orang tua, kata Wendy, Dinkes Provinsi Maluku dan Dinkes Kota Ambon, didukung UNICEF Indonesia, bekerja sama dengan Portal Kesehatan Masyarakat (Portkesmas), serta Kelompok Kerja Komunikasi Risiko dan Pelibatan Masyarakat (Pokja RCCE+), melalui inisiatif “Jaga Bersama”, telah menyelenggarakan Pelatihan Komunikator Kesehatan di Kota Ambon.
Menurut Wendy, pelatihan yang diikuti oleh 46 peserta dari Kota Ambon, Kabupaten Maluku Barat Daya (MBD), dan Maluku Tenggara (Malra) ini bertujuan untuk membangun keterampilan komunikasi perubahan perilaku perwakilan anak muda, guru, tenaga kesehatan, dan organisasi masyarakat sipil dalam meningkatkan penerimaan dan partisipasi masyarakat pada imunisasi menggunakan metode Komunikasi Antar Pribadi (KAP).
“Saya sangat mengapresiasi pelaksanaan kegiatan ini karena dapat memberikan pemahaman yang benar terkait imunisasi. Kami, Dinas Kesehatan Kota Ambon, juga sangat terbantu dengan kegiatan ini. Sehingga, output dari kegiatan ini adalah orang tua dapat bersedia anaknya diimunisasi,” ucapnya.
“Intinya, berkomunikasi dengan baik dengan orang tua sehingga tercapai pemahaman yang sama. Maka imunisasi dapat terlaksana dengan baik,” sambung Wendy.
Wendy mengungkapkan, saat pandemi Covid-19 terjadi penolakan terhadap imunisasi akibat banyaknya berita hoaks yang beredar. Akibatnya, capaian target imunisasi di Kota Ambon belum maksimal.
Melalui Komunikasi Antar Pribadi (KAP), diharapkan akan terbangun kesadaran di kalangan para orang tua mengenai pentingnya imunisasi guna memberikan perlindungan bagi anak dari penyakit berbahaya.
“Komunikasi ternyata menjadi salah satu langkah efektif yang digunakan untuk meningkatkan capaian imunisasi. Pemerintah juga intens melakukan skrining, salah satunya melalui imunisasi. Sebab, imunisasi sangat penting untuk memberikan perlindungan bagi anak dari penyakit berbahaya,” ungkapnya.
“Ketika anak tidak diimunisasi dan saat dewasa nanti menderita penyakit tersebut, maka biaya yang dihabiskan untuk pengobatan tentu sangat besar,” sambung Wendy.
Sementara itu, Sekretaris Dinas Pendidikan Kota Ambon, Corneles Moniharapon, mengatakan pihaknya telah melakukan pemetaan satuan pendidikan di Kota Ambon yang anak-anaknya belum diimunisasi sehingga mempermudah capaian target.
“Setelah pemetaan, kami memberikan rekomendasi kepada orang tua yang anaknya belum diimunisasi. Mereka akan menjadi sasaran prioritas oleh peserta pelatihan komunikator kesehatan saat ini,” tandasnya.
Di tempat yang sama, UNICEF Indonesia yang diwakili oleh Staf Keterlibatan Anak Muda, Vania Santoso, menyatakan bahwa pihaknya berfokus pada pemenuhan hak anak, salah satunya mendapatkan pelayanan kesehatan, termasuk imunisasi. Namun, tidak kalah penting adalah partisipasi, yakni memberikan ruang bagi anak untuk berkontribusi aktif.
“Harapannya, anak muda bisa memberikan pengaruh bagi orang tua, baik di sekolah, organisasi, maupun di masyarakat,” pungkasnya. (MON)