EIGER Pilih Maluku Sebagai Laboratorium Observasi Ekspedisi

  • Bagikan

RAKYATMALUKU.FAJAR.CO.ID — AMBON — Dengan bentang alam tropis yang kaya, Indonesia dikenal sebagai “laboratorium” petualangan tropis dunia.

EIGER Adventure, brand perlengkapan luar ruang yang berfokus pada petualangan tropis, kini memulai babak baru dalam ekspedisinya.

Setelah pandemi menghentikan tradisi ekspedisi mereka selama bertahun-tahun, EIGER memulai persiapan ekspedisi di akhir tahun 2024 dengan mengirimkan tim desainer produk ke Maluku.

Tim EIGER berangkat dari Kota Ambon, menjelajahi pulau-pulau sekitar, mengelilingi Pulau Seram, hingga membuka kembali jalur pendakian Gunung Binaiya via Utara yang telah tujuh tahun ditutup.

Satria Nurzaman, Brand Strategic Manager EIGER Adventure, mengungkapkan alasan di balik pemilihan Maluku sebagai lokasi observasi ekspedisi kali ini.

“Bagi EIGER, lanskap dan keberagaman di Maluku adalah laboratorium observasi yang belum banyak dijelajahi. Maluku bisa menjadi perwakilan lanskap tropis Indonesia dan menjadi inspirasi bagi koleksi produk EIGER mendatang,” ungkap Satria, dalam rilis yang diterima media ini, Senin, 4 November 2024.

Menurutnya, pra-ekspedisi ini merupakan langkah awal dalam observasi dan pemetaan rute, serta persiapan ekspedisi besar yang akan dilaksanakan pada tahun 2025.

“Di usia 35 tahun, EIGER ingin mengembangkan ekspedisinya melalui kolaborasi dengan komunitas, jurnalis, dan masyarakat lokal di Maluku, guna memperdalam data dan memperluas cakupan observasi,” ujar Satria.

Sementara itu, Zakiy Zulkarnaen, Koordinator Program Pra-Ekspedisi EIGER, menjelaskan, perjalanan pra-ekspedisi ini berlangsung selama 14 hari dan dibagi dalam tiga kelompok perjalanan berbeda.

“Tim pertama memasuki kawasan Taman Nasional Manusela untuk kembali menjelajahi Jalur Utara Gunung Binaiya bersama warga setempat. Tim kedua menyusuri Pulau Seram sejauh 1.000 kilometer dengan motor. Sementara tim ketiga berkeliling Kota Ambon dan Pulau Haruku untuk mendokumentasikan keberagaman sosial dan budaya Maluku,” katanya.

Sesi Berbagi Bersama Komunitas Jazirah-Timur Labuhan Kata

Sebagai bagian akhir dari pra-ekspedisi, EIGER bekerja sama dengan komunitas Jazirah – Timur Labuhan Kata mengadakan sesi berbagi di Baileo Cafe, Ambon, pada 27 Oktober 2024. Acara ini dihadiri lebih dari 120 orang dari berbagai komunitas.

Theoresia Rumthe dari Jazirah – Timur Labuhan Kata menjelaskan tujuan acara ini untuk berbagi temuan-temuan ekspedisi dan menerima masukan dari komunitas.

“Terima kasih kepada Tim Ekspedisi EIGER dan Jazirah. Sesi ini menjadi ruang untuk mendengarkan, memberi masukan, dan memperkaya data mengenai lanskap dan keberagaman Maluku,” ucap Theoresia.

Theoresia berharap rangkaian ekspedisi EIGER dapat menggali dan merekam tema alam, musim, dan identitas sosial budaya Maluku secara lebih utuh.

“Semoga ekspedisi ini dapat merajut benang merah antara nilai budaya Maluku dan hubungannya dengan alam di seluruh Maluku,” tutup Theoresia.

Acara ini juga dihadiri oleh tokoh-tokoh penting, seperti Prof. Mercy Papilaya, M.Pd (Guru Besar Ilmu Pendidikan Biologi FKIP Universitas Pattimura), Aditya Retraubun (Ketua Himpunan Pramuwisata Maluku), dan Edi Likumahua (Kele Project). Ketiganya memberikan perspektif berharga untuk memperkaya temuan ekspedisi EIGER. (RIO)

  • Bagikan