RAKYATMALUKU.FAJAR.CO.ID — AMBON, — Untuk mendukung program pemerintah menurunkan angka stunting di Indonesia, Alfamidi menyalurkan bantuan berupa telur kepada masyarakat di Pulau Buru pada Selasa (22/10/2024). Bantuan ini disalurkan kepada 25 anak yang terindikasi stunting di Desa Waenetat.
Diharapkan, lewat penyaluran 60 butir telur setiap bulan selama enam bulan akan fokus memperbaiki gizi balita dan memberikan dampak positif dalam mengurangi angka stunting di daerah tersebut.
Bantuan telur sangat penting untuk meningkatkan tumbuh kembang anak. Sebab telur mengandung nutrisi penting seperti protein, mineral, zat besi, folat dan kolin. Tumbuh kembang anak yang sehat menjadi kunci mencetak generasi emas di Indonesia.
Branch Manager Alfamidi Ambon Markus Nurdianto, mengungkapkan kegiatan CSR ini merupakan bentuk tanggung jawab sosial perusahaan dan komitmen Alfamidi untuk berperan aktif membantu pemerintah dalam mengatasi persoalan kesehatan di Indonesia, termasuk mengatasi persoalan stunting di Pulau Buru.
“Kegiatan CSR ini merupakan bentuk tanggung jawab sosial Alfamidi dalam bidang kesehatan masyarakat. Kami berharap kegiatan ini dapat membantu pemerintah dalam mengatasi persoalan stunting di tengah masyarakat,” katanya.
Dalam kesempatan itu, Sekretaris Desa setempat mendukung dan mengapresiasi kegiatan ini, di mana Alfamidi selalu hadir dalam kegiatan sosial kemasyarakatan.
“Kami mengucapkan terima kasih kepada Alfamidi yang selalu hadir dalam kegiatan sosial kemasyarakatan khususnya di Pulau Buru. Kegiatan seperti ini sangat positif dan bermanfaat bagi masyarakat terutama di wilayah desa,” ucap Sekdes Waenetat, Eko Budi Cahyono.
Menurutnya, dengan adanya bantuan ini akan memudahkan warganya mendapatkan akses kesehatan yang baik terutama bagi anak-anak yang terindikasi stunting.
Selain pemberian bantuan, Alfamidi juga bekerja sama dengan kader posyandu Puskesmas setempat memberikan edukasi mengenai pentingnya asupan gizi seimbang bagi balita.
Program CSR ini diharapkan dapat mendorong masyarakat di Pulau Buru untuk semakin menyadari pentingnya penanganan stunting. Program keberlanjutan yang berlangsung selama enam bulan ini diharapkan dapat pula menginspirasi berbagai pihak untuk ikut membantu mengatasi permasalahan stunting di Indonesia.