RAKYATMALUKU.FAJAR.CO.ID — AMBON, — Pemerintah Provinsi (Pemprov) Maluku membangun Pesantren Wardah Islamiyah dan Gedung Markas Imam Asy-Syafi’i di Desa Nania, Ambon untuk meningkatkan dan memperkokoh pemahaman religi masyarakat setempat.
“Kehadiran lembaga pendidikan ini diharapkan dapat menjadi pusat pengembangan ilmu pengetahuan dan agama, yang menghasilkan sumber daya manusia berkualitas, beriman dan bertaqwa, serta mencetak generasi muda yang cerdas, kreatif, dan berdaya saing,” kata Penjabat Gubernur Maluku Sadali Ie di Ambon, Minggu.
Hal itu dikatakan Sadali dalam peletakan batu pertama pembangunan Pesantren Wardah Islamiyah sekaligus meresmikan Gedung Markas Imam Asy-syafi’i Maluku di Desa Nania.
Pesantren itu dibangun di atas tanah seluas 1.900 meter persegi sebagai salah satu pusat pendidikan agama Islam di daerah tersebut.
Pesantren itu diklaim merupakan sekolah integrasi Islam pertama di Maluku yang di dalamnya akan ada PAUD hingga tingkat SMP atau Madrasah Tsanawiyah.
“Target pembangunannya selama lima tahun,” katanya.
Sadali menjelaskan bahwa kecerdasan pada siswa/peserta didik bukan hanya IQ atau kecerdasan intelektual, namun juga ada EQ atau kecerdasan emosional dan SQ atau kecerdasan spiritual.
Menurut dia, melalui lembaga pendidikan pesantren inilah ketiga tipe kecerdasan tersebut dipadukan sehingga dapat menghasilkan sumberdaya manusia yang bermoral dan berkualitas.
“Hal ini yang membedakan dengan pendidikan formal biasa. Dengan perpaduan tersebut diharapkan dapat menghasilkan lulusan yang siap menghadapi tantangan zaman modern dengan tetap berpegang teguh pada nilai-nilai agama,”ujarnya.
Untuk itu, dia mengajak seluruh masyarakat untuk turut serta memberikan dukungan baik secara moral maupun material dalam mewujudkan pembangunan pondok pesantren ini.
“Mari kita bergandengan tangan untuk menciptakan generasi emas Maluku yang akan membawa kemajuan bagi ‘bumi raja-raja’ yang sama-sama kita cintai,” ucapnya.
Selain itu, Sadali juga mengimbau seluruh masyarakat agar menjaga ketenteraman dan ketertiban di wilayah masing-masing menjelang Pilkada 2024.
“Hindari berita hoaks, kampanye hitam, isu SARA, dan kebencian yang dapat memecah belah umat,” tuturnya.(ANT)