RAKYATMALUKU.FAJAR.CO.ID — AMBON, — Calon Gubernur Maluku nomor urut 2, Murad Ismail, mengaku akan sangat berdosa di hadapan Allah Subhanahu Wa Ta’ala (SWT) jika tidak membangun Provinsi Maluku yang lebih baik dan maju ke depannya.
Demikian disampaikan Murad dalam acara Konsolidasi Internal dan Pendidikan Politik Partai Demokrat Kabupaten Maluku Tengah (Malteng), bertempat di Lounusa Beach, Masohi, Sabtu, 12 Oktober 2024.
Menurut Murad, kesadaran itu mulai dirasakan ketika dirinya menjabat sebagai Komandan Korps (Dankor) Brimob Polri yang kemudian melihat Provinsi Maluku dari Jakarta.
Padahal, sebagai Dankor Brimob Polri dirinya mendapatkan APBN sebesar Rp 10 triliun per tahun, dibandingkan APBD Provinsi Maluku yang hanya sebesar Rp 3,2 triliun saat ia memimpin Maluku tahun 2019 lalu.
Karena sebelumnya, sambung Murad, APBD Provinsi Maluku hanya sebesar Rp 2,4 triliun dan Rp 2,8 triliun, yang kemudian dipotong belanja pegawai 40 persen, terisa Rp1,6 triliun.
“Saya tinggalkan jabatan itu (Dankor Brimob), padahal masih dua tahun saya dinas di kepolisian. Karena saya berpikir kalau saya tidak pulang ke Maluku untuk bangun Maluku, maka saya adalah orang Maluku yang paling berdosa di hadapan Allah,” ungkapnya.
“Begitu besar kelebihan dan kekurangan yang diberikan kepada saya, kok saya tidak kembali membangun Maluku,” sambung Murad.
Dikatakan Murad, selama lima tahun menjadi Gubernur Maluku, Pemerintah Provinsi Maluku meraih opini Wajar Tanpa Pengecualian (WTP) untuk laporan hasil pemeriksaan Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) Republik Indonesia, berturut-turut.
“Dan begitu saya masuk di tahun 2020, saya surplus Rp104 miliar. Dan setiap tahunnya saya surplus Rp298 miliar sampai terakhir, dan WTP lima tahun berturut-turut. Jadi kalau ada orang yang bicara ingin bikin bae Maluku, bikin bae bagaimana bos? Sementara APBD kita sangat kecil,” bebernya.
Olehnya itu, pada Pilkada Provinsi Maluku periode 2024-2029 ini, Murad menyatakan kembali maju sebagai calon Gubernur Maluku berpasangan dengan Michael Wattimena sebagai calon Wakil Gubernur Maluku, untuk melanjutkan pembangunan daerah guna mewujudkan ‘Maluku Maju, Berbudaya, Berdaya Saing, Inklusif dan Berkelanjutan Berbasis Sumber Daya Kepulauan’.
“Saya hanya ingin, di sisa hidup saya terakhir ini, saya bisa bangun Maluku. Sehingga, orang Maluku bisa kenal saya dengan perjuangan saya terhadap Maluku,” ucapnya.
Hal senada juga disampaikan Michael Wattimena. Ia menyarankan kepada seluruh masyarakat Maluku agar dapat memilih pemimpin yang betul-betul teruji dan terbukti. Di mana, pada awal kepemimpinan Murad Ismail tahun 2019, banyak cobaan yang dihadapi dan dituntaskan.
Pertama, warisan yang ditinggalkan pemerintahan sebelumnya hampir Rp400 miliar sebagai utang Pemerintah Daerah Provinsi Maluku yang harus dilunasi. Kedua, dalam memerintah awal sudah menghadapi bencana alam, yaitu gempa bumi 2019.
Kemudian pada Maret 2020, bangsa Indonesia, Provinsi Maluku dan dunia internasional berhadapan dengan Covid-19. Akibatnya, terjadi refocusing anggaran yang dari pusat ke daerah terjadi pemotongan, karena sebagian anggaran dialihkan ke penanganan Covid-19.
“Dan ketiga, terjadi peningkatan inflasi akibat perang antar negara. Tapi apakah Provinsi Maluku mengalami distorsi pertumbuhan ekonomi? Inflasi kemiskinan kita lihat data BPS, yang terjadi pertumbuhan ekonomi meningkat 5,69. Itu tinggi. Kemiskinan dan inflasi pun demikian. Dan itu diatasi saat kepemimpinan Pak Murad,” papar Michael.
Dia menjelaskan, Partai Demokrat harus berbangga karena kader utamanya menjadi calon wakil gubernur yang diminati Pak Murad Ismail. Dan pasangan 2M (Murad-Michael), mempunyai ketetapan hati untuk Maluku maju.
“Saya ini bagian dari pada kalian semua, dan kalau Pak Murad sudah pilih saya, saya rasa kita semua keluarga besar Partai Demokrat dan juga partai koalisi, kita akan memenangkan pasangan 2M, Murad-Michael, untuk Maluku maju,” pungkasnya. (RIO)