RAKYATMALUKU.FAJAR.CO.ID — AMBON, — Hendrik Lewerissa disambut meriah masyarakat di Negeri Tomalehu Barat, Kecamatan Kepulauan Manipa, Kabupaten Seram Bagian Barat (SBB), Sabtu (12/10/2024).
Sambutan meriah terlihat saat pria yang disapa HL didampingi istri Maya Baby Rampen, menginjakan kaki di dermaga, setelah menempuh perjalanan 2 jam 30 menit menggunakan speed boat dari pelabuhan rakyat Wakal. Ia kemudian dihantar dengan iringan drum band oleh generasi penerus Tomalehu Barat menuju titik lokasi acara di Masjid Ar Rahman.
Kedatangan HL di luar agenda kampanye itu, dalam rangka memenuhi undangan sebagai tamu kehormatan dari masyarakat, untuk penurunan Tiang Alif Masjid Ar Rahman .
“Undangan ini merupakan kehormatan luar biasa bagi beta. Karena itu semua agenda lain Beta batalkan, memutuskan untuk hadir ditempat ini, sekaligus juga untuk menyaksikan silaturahmi keluarga Haikal Lima Hena Waka, yang mungkin jarang terjadi di Maluku, bahkan di Indonesia maupun sedunia,”ujar Hendrik Lewerissa dalam sambutannya dihadapan masyarakat dan majelis Haikal Lima Hena Waka atau gabungan majelis negeri adat yang berada di Kecamatan Kepulauan Manipa, terdiri dari tujuh negeri dan 11 Dusun.
Menurutnya, proses penurunan Tiang Alif Masjid merupakan kekayaan budaya dan kearifan lokal bernilai tinggi, yang jarang ia jumpai.
“Saya rasa ini adalah kekuatan kita sebagai bagian dari masyarakat majemuk dan beragam. Kearifan lokal seperti ini adalah kekayaan yang sangat bernilai tinggi. Semoga silaturahmi yang tercipta saat ini akan berlanjut terus dan kehadiran Beta di negeri ini mengkuatkan emosional Beta dengan desa ini dan tentu saja dengan semua tokoh masyarakat, tokoh agama, tokoh adat, tokoh pemuda, terkhusus warga masyarakat di desa ini, dan pulau Manipa serta pulau sekitarnya,”pungkas Lewerissa.
Sekedar tahu, proses penurunan Tiang Alif Masjid merupakan tahapan lanjutan yang telah dilaksanakan dari tanggal 9 Oktober, dan akan puncaknya berakhir 13 Oktober dengan pemasangan Tiang Alif.
Proses ini awali dengan penurunan Tiang Alif Haikal Lima Hena Waka (utama), yang turut dilakukan Hendrik Lewerissa sebagai tamu kehormatan. Dilanjutkan dengan penurunan empat buah Tiang Alif yang memiliki kepemilikan masing-masing negeri, untuk arah Utara kepemilikan negeri Ure dan Hena Kupane (Aman Jaya).
Kemudian Tiang Alif Bagian arah barat kepemilikan Hena Heli dan Hena Pua (Negeri Tiniuara dan Buano). Tiang Alif bagian selatan kepemilikan dari Hena Kenama (Tomalehu Barat, Tomalehu Timur, Hatu Putih dan Desa Ilat Kabupaten Buru. Sedangkan Tiang Alif Timur, Hena Lehelake, Hena Elane, Hena Luhu (Negeri Masaoi, Kelang dan Luhu).
“Proses ini sudah merupakan tradisi budaya di Kecamatan Kepulauan Manipa. Ketika kegiatan masjid atau rumah ibadah lain, dilakukan dengan prosesi adat, dengan melibatkan tujuh negeri di Kecamatan Kepulauan Manipa,”tandas Firman Atamimi selaku Ketua Panitia pelaksana.