RAKYATMALUKU.FAJAR.CO.ID — AMBON, — Akademisi Universitas Pattimura (Unpatti) megembagkan varietas pisang endemik Maluku pisang tongka langit menjadi bernilai ekonomis sebagai upaya meningkatkan perekonomian masyarakat.
“Pisang ini bisa diolah menjadi mie, keripik pisang, tepung hingga roti pisang,” kata Dosen Fakultas MIPA Universitas Pattimura Ambon, Prof Adriana Hiariej di Ambon, Kamis.
Ia menjelaskan bahwa pisang tongka langit dengan nama latin Musatroglodytarum L merupakan salah satu jenis tanaman endemik yang berasal dari Maluku.
Namun pisang jenis ini jarang disukai masyarakat untuk dijadikan panganan bernilai ekonomis seperti varietas pisang lainnya.
“Bahkan bisa dikatakan tidak banyak petani membudidayakan pisang jenis ini lantaran nilai ekonomis kalah saing dibanding jenis pisang lainnya,” kata dia.
Pisang jenis ini memiliki ciri khas tangkai buah tegak lurus ke langit sesuai dengan istilah dialek Maluku melekat padanya “tongka langit” yang berarti topang langit.
“Saat sedang berbuah, tandan pisang pada umumnya akan mengarah ke bawah namun tidak dengan Tongka Langit. Saat berbuah, tandan pisang akan mengarah ke langit (atas), inilah yang membuatnya diistilahkan tongka langit,” jelasnya.
Disamping itu buahnya pun lebih besar dari pisang biasa dan warnanya jauh lebih kuning.
Tak jarang pisang ini dijadikan sebagai obat-obatan bagi masyarakat lantaran mengandung Beta karoten, Antioksidan yang meningkatkan daya tahan tubuh, penangkal radikal bebas dan dapat mencegah masalah pada mata, penyakit kulit dan jantung.
Hiariej mengatakan unit produksi pisang tongka langit untuk bernilai ekonomis tinggi ini menggunakan akronim tongka langit yakni Tolangit.
Produk-produk Tolangit ini dibuat olehnya bersama beberapa mahasiswa Unpatti dan rencananya akan disosialisasikan kepada para petani pisang.
“Kami memiliki unit produksi yang kami kembangkan sendiri. Produk-produk ini didasari pada penelitian-penelitian mulai dari suvery sampai menganalisis,” ungkapnya.
Ia melanjutkan produk pisang tongka langit ini biasanya dipasarkan pada setiap pameran UMKM di Kota Ambon, harganya pun cukup terjangkau mulai dari Rp15.000 hingga Rp30.000 per sisir. (ANT)