RAKYATMALUKU.FAJAR.CO.ID — AMBON, — Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinas Kesehatan Provinsi Maluku, Dr. Samsila Mona Rumata, menegaskan bahwa hingga saat ini Provinsi Maluku masih berada dalam kondisi zero kasus Monkey Pox. Pernyataan ini disampaikan dalam rilis resmi Dinas Kesehatan Provinsi Maluku yang diterima redaksi pada Minggu, 22 September 2024.
Menanggapi fenomena kasus Monkey Pox yang telah muncul di beberapa daerah di Indonesia serta berbagai isu dan opini yang beredar di masyarakat, khususnya di Maluku, Dr. Samsila menyampaikan klarifikasi penting. Ia menegaskan bahwa kasus dugaan Monkey Pox yang sempat dilaporkan di Maluku pada awal September adalah tidak benar.
Sebelumnya, ada kasus pertama dengan satu pasien yang mengalami gejala kelainan kulit di RS Siloam Ambon pada tanggal 5 September, namun setelah dilakukan pemeriksaan lebih lanjut, diketahui bahwa informasi tersebut adalah hoaks, jelasnya.
Ia juga menyampaikan bahwa kasus kedua, yang -1.778780melibatkan empat pasien di Rumkital Dr. FX Suhardjo Ambon pada tanggal 21 September, juga bukan Monkey Pox. Setelah dilakukan pemeriksaan laboratorium menggunakan metode PCR, keempat pasien tersebut dinyatakan negatif Monkey Pox. Mereka hanya didiagnosis dengan varicella atau cacar air, tambahnya.
Dengan demikian, hingga saat ini, Maluku masih berada dalam status nol kasus Monkey Pox. Namun, Dr. Samsila menekankan bahwa kewaspadaan tetap diperlukan, terutama di titik-titik masuk transportasi seperti bandara, pelabuhan, dan terminal. Pemeriksaan ketat akan dilakukan bagi setiap orang yang keluar-masuk Provinsi Maluku bekerja sama dengan pihak terkait.
Dinas Kesehatan Maluku juga menghimbau masyarakat untuk selalu waspada dan menerapkan langkah-langkah pencegahan, seperti menjaga kebersihan diri, mencuci tangan, dan memakai masker. Jika ada gejala yang mencurigakan, masyarakat diminta untuk segera memeriksakan diri ke fasilitas pelayanan kesehatan terdekat.
Monkey Pox, atau MPox, adalah penyakit zoonosis yang disebabkan oleh virus dari genus Orthopoxvirus dan dapat menular dari hewan ke manusia serta dari manusia ke manusia. Penyebarannya dapat terjadi melalui kontak erat, baik melalui kulit, mulut, atau kontak seksual.
Gejala Monkey Pox umumnya meliputi demam, sakit kepala hebat, nyeri otot, sakit pinggung, lemas, pembengkakan kelenjar getah bening (di leher, ketiak atau selangkangan) dan ruam atau lesu kulit.
Ruam biasanya 1-3 hari demam. Ruam atau lesu pada kulit ini berkembang mulai dari bintik merah seperti cacar, lepuh berisi cairan bening hingga nanah kemudian mengeras atau keropeng lalu rontok, jumlah lesu pada satu orang dapat berkisar dari beberapa saja hingga ribuan, ruam cenderung terkonsentrasi pada wajah, telapak tangan dan telapak kaki serta dapat ditemukan juga di mulut,alat kelamin dan mata.
Dinas Kesehatan Maluku kata Dr. Mona akan terus memantau perkembangan dan siap melakukan tindakan preventif agar provinsi ini tetap terbebas dari virus tersebut. (CiK/ADV)