RAKYATMALUKU.FAJAR.CO.ID — AMBON, — Universitas Pattimura (Unpatti) memanfaatkan program Science and technology research partnership for sustainable development (Satreps) atau Kemitraan penelitian sains dan teknologi untuk pembangunan berkelanjutan dengan mengedukasi mitigasi tsunami di Maluku.
“Kegiatan ini merupakan salah satu skema pendanaan riset yang didanai dari Japan International Collaboration Agency (JICA),” kata Wakil Rektor bidang akademik Unpatti Prof Dominggus Malle di Ambon, Ahad.
Ia menjelaskan bahwa Program Satreps merupakan skema kerja sama antara Pemerintah Jepang dan Indonesia dalam bidang Ilmu Pengetahuan, Teknologi dan Inovasi yang bertujuan untuk memecahkan permasalahan global.
“Unpatti tentunya berterima kasih kepada pemerintah Jepang karena menggelar lokakarya yang dapat memberikan pemahaman dan juga menyediakan pengetahuan terkait dengan mitigasi serta upaya tanggap masyarakat pesisir dalam menghadapi bencana gempa dan tsunami,” katanya.
Menurutnya, masyarakat Maluku kebanyakan tidak tahu dan belum pernah mengalami bencana besar seperti tsunami. Pasalnya terakhir kali, bencana yang mengguncang Maluku adalah gempa bumi pada 26 September 2019.
“Hal ini mengakibatkan banyak masyarakat yang mengungsi ke daratan tinggi dikarenakan isu akan terjadinya tsunami setelah gempa. Padahal, setelah 30 menit hingga satu jam setelah gempa, tidak terjadi tsunami di Maluku. Itulah gunanya mitigasi agar kita tahu bagaimana menghindari dampak dari tsunami,” ungkapnya.
Sementara itu, Supervisor Peneliti dari Ilmu Pengetahuan dan Teknologi Jepang (JST), Keyko, menjelaskan Proyek Satreps bertujuan untuk mempromosikan penelitian internasional bersama untuk membahas dan menyelesaikan isu global sebagai bagian dari ilmu pengetahuan dan teknologi.
“Dalam Program Satreps para peneliti Jepang dan perusahaan atau negara yang berkolaborasi bersama-sama menghadapi permasalahan global, menemukan ilmu pengetahuan baru dan teknologi dengan aplikasi nyata. Dan untuk Maluku, karena ini wilayah kepulauan, maka kami rasa penting untuk mengedukasi tentang mitigasi bencana gempa bumi dan tsunami,” ucapnya.
Adapun beberapa hal yang wajib diperhatikan untuk mengantisipasi jika sewaktu-waktu terjadi tsunami yakni mencari info jalur evakuasi dan tempat aman, mengetahui info siaga bencana setempat saat liburan ke pantai, latihan evakuasi di berbagai kondisi, mencari tahu cara menyelamatkan hewan peliharaan.
Kemudian mengetahui peralatan peringatan dini setempat mengenali bunyi atau atau tanda peringatan dini tsunami, bersama-sama membangun dinding penahan gelombang tsunami, menanam tanaman bakau di sepanjang garis pantai.
Selanjutnya mengenali bahaya tsunami, belajar pertolongan pertama, simulasi bencana di rumah dan menyiapkan perlengkapan siaga bencana. Dengan menerapkan beberapa hal di atas, diharapkan kerugian secara materiil maupun nyawa akibat tsunami dapat diminimalkan.
“Apabila terdapat kerabat yang terluka ketika proses evakuasi bencana, diharapkan segera melakukan pemeriksaan ke fasilitas kesehatan yang aman dan tidak terdampak tsunami, agar segera mendapatkan penanganan yang tepat dan cepat,” jelasnya. (ADV)