RAKYATMALUKU.FAJAR.CO.ID — AMBON, — Laboratorium Penelitian Rumput Laut bakal dibangun di Universitas Pattimura. Kepastian laboratorium ini setelah Yayasan Samudera Indonesia Timur menandatangani Momerandum of Understanding (MoU) dengan Unpatti yang berlangsung di Gedung Rektorat, Desa Pok, Kecamatan Teluk Ambon, Rabu (20/08/2024).
Ketua Yayasan Samudera Indonesia Timur Neli Melinda Situmorang mengatakan, sumber daya kelautan di Indonesia Timur cukup melimpah, termasuk di Maluku rumput laut, sehingga perlu dikelola dengan baik demi meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
“Adanya pembangunan laboratorium ini untuk menggerakkan anak-anak Maluku khususnya dan kawasan industri Indonesia timur umumnya dan masyarakat pembudidaya,” ujar Situmorang kepada wartawan.
Sumber daya alam khusus di bidang kelautan cukup terkenal di Maluku. Sehingga yayasan yang dipimpin menamakan Samudra Indonesia Timur.
“Saya merasa sudah menjadi bagian dari Indonesia Timur, supaya rileks dengan namanya, lalu apapun yang akan kita lakukan ke depan memang membawa darah dan emosi untuk membangun Maluku,” katanya.
Ia menjelaskan, yayasan Samudera Indonesia Timur melibatkan Investor asal China, karena para investor tertarik tertarik untuk membangun ekonomi rakyat di Maluku. Target kerjasama, lanjut Situmorang, kali tujuannya membangun Sumber Daya Manusia (SDM) agar supaya mampu mengeksplorasi hasil lautnya.
“Tentunya kita harus memiliki SDM yang unggul dan mumpuni agar mampu mengeksplorasi hasil laut dengan baik, dan memanfaatkan hasil alamnya, kemudian tetap berpikir supaya berkelanjutan sekarang dan anak cucu kita ke depan masih tetapi nikmati hasilnya,”ucapnya.
Tempat yang sama, Rektor Universitas Pattimura Ambon Prof. Dr. Fredy Leiwakabessy mengatakan,
Maluku akan menjadi pusat keunggulan rumput laut di Indonesia timur dan Unpatti menjadi tempat dilakukan persiapan riset-riset dimaksud. Karena itu, rektor berharap budidaya rumput laut harus dilakukan secara baik, agar bisa menambah ekonomi masyarakat demi peningkatan kesejahteraan.
“Kita bersyukur bisa jalin kerjasama Yayasan Samudera Indonesia Timur terkait pengembangan yang sangat potensial. Untuk Maluku rumput laut bisa dikembangkan demi kesejahteraan masyarakat,” kata Leiwakabessy.
SDA Maluku di bidang kelautan sangat melimpah. Dan rumput laut menjadi nilai dan juga meningkatkan kemampuan riset dan laboratorium yang akan di bangun di Unpatti.
“Dari MoU yang dilakukan, Yayasan Samudra Indonesia Timur, bersedia untuk mendirikan laboratorium khusus meneliti mengelola budidaya rumput laut di Maluku,” tandasnya.
Diharapkan, MoU yang dilakukan menjadi titik awal Unpatti dijadikan sebagai center over riset sumber daya alam diantaranya rumput laut.
“Untuk laboratorium rencananya dibangun di seputaran Unpatti.
Kita punya banyak Profesor, Dokter dan Magister di bidang kelautan, ini yang akan dimanfaatkan,” ungkap Rektor. (AAN)