Film Baju Wasiat Gamparan Ali Kilbaren Terpilih Sebagai Nominasi Kota Baru Heritage Film Festival

  • Bagikan

RAKYATMALUKU.FAJAR.CO.ID — AMBON, — Film pendek Baju Wasiat yang di sutradarai Ali B. Kilbaren bersama Wanu Sinema, masuk nominasi film Katagori Karyanagri pada Kota Baru Heritage Film Festival yang akan digelar pada 9-11 agustus 2024 di Jogjakarta .

Film yang berdurasi sekitar 7 menit delan detik ini di produksi di Desa Kian Darat Kecamatan Kian Darat Kabupaten Seram Bagian Timur Provinsi Maluku, yang di Danai oleh Rumata’ArtSpace pada program Bacarita Digital Volume 2 yang mengangkat tema kekayaan pangan nusantara.

“film Baju Wasiat yang saya kirim telah terpilih sebagai nominasi film Katagori Karyanagri pada Kota Baru Heritage Film Festival,” kata sutradara Film Baju Wasiat, Ali B. Kilbaren di Ambon.

Menurutnya, film Baju Wasiat yang terpilih sebagai nominasi Katagori Karyanagri pada Kota Baru Heritage Film Festival telah bersaing dengan banyak film yang ikut mendaftar.

“Festival Kotabaru banyak sekali komunitas yang ikut, tak hanya komunitas film di Indonesia tapi film-film dari luar Indonesia seperti Malalaysia, Thailand juga ikut mendaftarkan film meraka untuk mengikuti festival Kotabaru dan film Baju Wasiat lolos dianatara banyaknya film yang ikut mendaftar itu luar biasa,” ujarnya.

film yang di perankan oleh M. Gabar Rumakat sebagai Arman dan Rauf Rumoga sebagai Joni ini, bercerita tentang seorang anak petani sagu yang cerdas, tak ingin meneruskan pekerjaan ayahnya sebagai petani sagu.

Dia berkeinginan untuk terus bersekolah dan menggapai mimpinya sebagai orang yang sukses, namun ayahnya memaksa anaknya untuk melanjutkan tradisi menjadi petani sagu yang diwariskan melalui sebuah baju lusuh milik kakeknya.

Program Maneger Wanu Sinema dan juga penulis naskah film Baju Wasiat M. Kasim Rumain juga membenarkan hal tesebut.

“Kami dari komunitas Wanu Sinema menyambut secara eforia pengumuman lolos film kami. Hal ini dikarenakan, Kotabaru Heritage Film Festival merupakan festival yang bergengsi yang menghadirkan berbagai komunitas film tak hanya dari Indonesia tatapi komunitas film dari nagara lain seperti, Malaysia dan Thailand juga turut hadir,” jelasnya.

Meski begitu, dia megakui kendala yang di hadapi saat ini untuk hadir di Festival Kotabaru Heritage Film Festival adalah soal dana Trasportasi.

“aya sudah coba mencari dana dengan masukan proposal ke Dinas Pendidikan Provinsi Maluku dan Dinas Pariwisata Provinsi Maluku namun hasilnya nihil,” ujar Kasim.

Dia berharap, Pemerintah tidak tinggal diam untuk membangkitkan industri film.

Diketahui bahwa, Kotabaru Heritage Film Festival adalah sebuah festival yang diadakan oleh Dinas Kebudayaan Kota Yogyakarta untuk mempromosikan warisan budaya (heritage) melalui berbagai media, yaitu film, fotografi, kegiatan interaktif, dan pertunjukan di Kotabaru sebagai ruang fisik yang juga simbolis. (MON)

  • Bagikan

Exit mobile version