RAKYATMALUKU.FAJAR.CO.ID — AMBON, — Koordinator Divisi Sumber Daya Manusia, Organisasi dan Diklat (SDM) Bawaslu Maluku, Stevin Melay, mengatakan, dinamika Pilkada berbeda dengan Pemilu Presiden (Pilpres) dan Pemilu Legislatif (Pileg) di daerah. Atmosfer pilkada lebih kuat ketimbang pilpres dan pileg.
“Seluruh jajaran Bawaslu di Provinsi Maluku harus kawal ketat seluruh proses dan tahapan secara baik agar terwujud demokrasi yang berkualitas,” kata Stevin saat membuka kegiatan Bimtek bagi seluruh Panwascam se-Provinsi Maluku dalam rangka Pengawasan Pilkada Serentak 2024 di Hotel Natsepa, Selasa, 2 Juli 2024, malam
Menurutnya, politik lokal memiliki dinamika yang kuat dan luar biasa. Sebab berkaitan dengan pemimpin yang bersentuhan langsung dengan masyarakat, baik gubernur-wakil gubernur, maupun bupati-wakil bupati dan walikota-wakil walikota.
“Dinamika politik lokal itu lebih kuat,” ujarnya.
Dia mengakui, tahapan dan jadwal, jajaran Bawaslu bersama Panwaslu Kelurahan/Desa (PKD) sementara melakukan pengawasan terhadap tahapan pencocokan dan penelitian (coklit) data daftar pemilih di Maluku.
Proses coklit yang dilakukan untuk Pemilu 14 Februari lalu, masih ada hal-hal yang terlewatkan, sehingga muncul residu bahwa terdapat warga yang memenuhi ketentuan perundang-undangan sebagai pemilih, tapi tidak terdaftar di DPT Pemilu.
“Ini menjadi catatan evaluasi kami, sehingga dalam pengawasan coklit DPT menuju Pilkada, kita harus pastikan semua berjalan secara maksimal,” ujarnya.
Bawaslu juga harus memastikan proses pencoklitan betul-betul maksimal agar tidak ada yang tertinggal dalam proses tersebut.
“Kami minta semua Panwascam lakukan monitoring kepada PKD yang sedang mengawasi proses coklit, guna memastikan semua warga negara yang memenuhi ketentuan Undang-undang bisa tercover dalam DPS hingga DPT,” pungkas Stevin. (MON)