RAKYATMALUKU.FAJAR.CO.ID, JAKARTA – Pada Rabu, 26 Juni 2024, kediaman Jusuf Kalla (JK) di kawasan Brawijaya, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, menjadi saksi pertemuan hangat antara mantan Wakil Presiden Indonesia tersebut dengan Brigjen TNI (Mar) Said Latuconsina.
Said, yang saat ini menjabat sebagai Komandan Pangkalan TNI Angkatan Laut (Danlantamal) IX Ambon, mengunjungi JK untuk bersilaturahmi dan membicarakan beberapa hal penting terkait Maluku, dan meminta nasehat dari salah satu sesepuh Indonesia Timur yang juga Ketua Palang Merah Indonesia ini.
Dalam suasana yang penuh keakraban, JK mengingatkan kembali pentingnya menjaga dan merawat perdamaian yang telah susah payah dibangun di Maluku.
“Saya titip perdamaian Maluku yang sudah terbangun dengan baik sampai sekarang, agar terus dirawat,” ujarnya kepada Said Latuconsina.
Pertemuan tersebut tidak hanya menjadi ajang silaturahmi, tetapi juga nostalgia bagi JK. Sebagai inisiator Perjanjian Malino II untuk Perdamaian Maluku, JK memiliki peran yang sangat signifikan dalam proses perdamaian di Maluku.
Perjanjian yang ditandatangani pada tahun 2002 ini merupakan tonggak penting, yang mengakhiri konflik panjang dan membawa harapan baru bagi masyarakat Maluku.
Pada awal tahun 1999, Maluku dilanda konflik yang berkepanjangan dan menimbulkan banyak korban. Situasi ini mendorong pemerintah Indonesia untuk mencari solusi damai.
JK, yang saat itu menjabat sebagai Menteri Koordinator Bidang Kesejahteraan Rakyat, mengambil inisiatif untuk mempertemukan berbagai pihak yang terlibat dalam konflik.
Dengan tekad dan kepemimpinan yang kuat, JK mengorganisir pertemuan di Malino, Sulawesi Selatan, yang kemudian dikenal sebagai Perjanjian Malino II.
Mengenang proses tersebut, JK menceritakan tantangan dan rintangan yang dihadapinya. Tiga kali ke Ambon, tiga kali juga ia menggunakan moda transportasi yang berbeda.
“Datang pertama saya dibawa lewat darat, melintasi sejumlah daerah yang rumah-rumahnya hancur terbakar. Datang kedua, sudah tidak bisa lewat darat, karena jalan dibarikade dengan pohon yang ditebang atau barang-barang apa saja diletakkan untuk merintangi jalan. Jadi bisanya dari Bandara Pattimura, menyeberang dengan speed boad,” ungkap JK.
Datang berikutnya lagi, lanjut JK, sudah tidak bisa menggunakan speed boat dengan alasan melintasi Teluk Ambon kondisinya rawan. Bahkan ada speed boat yang dibakar. “Jadi dari bandara ke pusat Kota Ambon, dibawa menggunakan helikopter,” ucapnya.
Menurut JK, menyatukan dua pihak yang bertikai bukanlah tugas yang mudah. “Saya harus memastikan bahwa setiap suara didengar dan setiap kekhawatiran diperhatikan,” sambungnya.
Dalam pertemuan itu, kata JK, berbagai tokoh masyarakat, pemimpin agama, dan perwakilan kelompok yang bertikai duduk bersama untuk mencari jalan keluar.
JK menggunakan pendekatan dialog yang inklusif dan persuasif. Ia memahami bahwa kepercayaan adalah kunci utama dalam menciptakan perdamaian. Melalui pendekatan personal dan diskusi yang mendalam, JK berhasil membangun jembatan komunikasi antara pihak-pihak yang bertikai.
“Saya selalu menekankan pentingnya mendengarkan satu sama lain, dan mencari solusi yang saling menguntungkan,” tambahnya.
Hasil dari pertemuan ini adalah Perjanjian Malino II untuk Perdamaian Maluku, yang menetapkan langkah-langkah konkret untuk mengakhiri konflik, seperti pembentukan zona damai, rehabilitasi korban, dan pembangunan kembali infrastruktur yang rusak. Perjanjian ini menjadi fondasi bagi perdamaian yang berkelanjutan di Maluku.
Kepada media ini, Kamis, 27 Juni 2024, Said Latuconsina, yang juga tengah berproses untuk maju dalam Pilkada Maluku, menyampaikan rasa hormat dan terima kasihnya atas nasihat yang diberikan oleh JK.
Menurut dia, sebagai salah satu sesepuh Indonesia timur dan warga kehormatan Kota Ambon, JK memiliki pandangan dan pengalaman yang sangat berharga bagi Said dalam upayanya membangun Maluku yang lebih baik.
“Pesan Pak JK sangat berarti bagi saya. Perdamaian adalah fondasi yang harus dijaga, terutama dalam kondisi politik yang kian dinamis seperti sekarang,” kata Said.
Dari pengalaman yang disampaikan JK, Said katakan, tantangan dalam menjaga perdamaian di Maluku memang tidak mudah. Kondisi sosial, politik, dan ekonomi yang terus berubah memerlukan perhatian dan kebijakan yang tepat agar stabilitas tetap terjaga. Dalam hal ini, peran tokoh-tokoh seperti JK sangat penting sebagai penyeimbang dan penggerak perdamaian.
Sebagai seorang calon pemimpin daerah, Said memahami bahwa menjaga perdamaian bukan hanya tugas pemerintah pusat, tetapi juga tanggung jawab seluruh elemen masyarakat Maluku.
Pertemuan antara Jusuf Kalla dan Said Latuconsina menjadi pengingat betapa pentingnya menjaga perdamaian yang telah terbangun. Melalui sinergi antara pemerintah, tokoh masyarakat, dan seluruh warga, diharapkan Maluku dapat terus maju dan berkembang dalam suasana damai.
Pesan JK untuk merawat perdamaian di Maluku harus menjadi prioritas bagi siapa pun yang memimpin daerah ini, termasuk Said Latuconsina.
Dalam dinamika politik yang kian kompleks, perdamaian adalah aset berharga yang harus dijaga dan dirawat dengan bijaksana.
Dengan semangat kebersamaan dan tekad yang kuat, Maluku diharapkan dapat terus menjadi daerah yang aman, damai, dan sejahtera. Peran serta aktif dari tokoh-tokoh seperti JK, sangat krusial dalam menjaga dan merawat perdamaian ini untuk masa depan yang lebih baik bagi seluruh masyarakat Maluku.(WHL)