RAKYATMALUKU.FAJAR.CO.ID — AMBON, — Di media sosial bahkan dalam pemberitaan media online, telah beredar nama-nama calon menteri Kabinet Indonesia Emas, Prabowo-Gibran.
Dalam deretan nama-nama itu, tak ada satupun nama putra/putri asil Maluku. Nama Bahlil Lahadila yang lahir di Banda, Maluku Tengah masih tertera, namun Bahlil tidak bisa disebut sebagai putra asli Maluku. Kendati lahir di Maluku, Bahlil bukan asli Maluku, ia berdarah Sulawesi dan tumbuh besar dan sekolah di Papua.
Nama Wahab Talaohu yang sebelumnya disebut yang mauk dalam 61 nama Menteri, Wakil Menteri dan kepala badan non kementria sebagai Wakil Menteri Desa, Daerah Tertinggal juga tidak ditemukan.
Menanggapi hal ini, DR. Jefry Leiwakabessy, akademisi Fakultas Ilmu Sosial Politik (FISIP) Unpatti mengatakan, Maluku jangan terlena dengan kondisi ini.
Menurutnya, perlu ada gerakan yang dilakukan agar ada putra Maluku yang masuk kabinet Prabowo-Gibran.
”Maluku puny banyak putra/putri yang punya kapasitas. Selama ini kita tidak dipakai, padahal, di awal perjalanan bangsa ini ada putra Maluku yang bahkan sempat menjadi perdana menteri yaitu Johanis Leimena,” pungkasnya.
Ditanya siapa-siapa putra/putri Maluku yang layak jadi menteri, Leiwakabessy mengatakan ia tidak perlu subyektif menyebut siapa-siapa. yang pasti ada banyak. Mereka yang berkiptah di pusat maupun di Maluku.
”Nah, perlu ada sebuah gerakan. Dimusyawarakan dulu siapa-siapa yang bisa diusul, lalu ada perwakilan yang ke Jakarta untuk memperjuangkannya,” sebut dia.
Ia menambahkan, perjuangan untuk menghadirkan putra Maluku sebagai menteri juga bisa menggunakan jalur politik, melalui partai-partai pemenang Pilpres di Maluku.
”Kemenangan Prabwo-Gibran di Maluku khan signifikan sekali. Kendati jumlah pemilih kecil tapi Maluku ikut menentukan dari segi presentase kewilayahan. Nah, inilah yang harus jadi nilai bergaining,” pungkas dia. (NAM)