RAKYATMALUKU.FAJAR.CO.ID — BANDA, — Ratusan guru penggerak di bawah Balai Guru Penggerak (BGP) Provinsi Maluku gelar refleksi praktik baik di Kecamatan Banda, Kabupaten Maluku Tengah.
Kedatangan para guru ini disambut antusias oleh para guru non penggerak di daerah itu.
Dengan menumpang KM Pangrango dari Pelabuhan Yos Sudarso Ambon, Minggu, 19 Mei, peserta tiba di Pelabuhan Banda pada Senin, 20 Mei 2024, sekira pukul 14.00 WIT.
Walaupun disapu gelombang sejak keluar Teluk Ambon hingga Banda, tapi Pangrango sampai di tujuan tanpa kendala.
Tiba Banda, rombongan yang dipimpin Kepala BGP Maluku La Mansyur disambut panitia dan dan diarahkan menuju Kantor Kecamatan Banda di Jalan Sultan Syahrir, Senin, 20 Mei 2024.
Kepala Kantor Kecamatan Banda Kader Serilang mengatakan, peserta mestinya sudah di Banda pada Senin pagi, tapi karena cuaca tidak bersahabat sehingga memakan waktu cukup lama.
“Perjalan dari Ambon ke Banda cukup membutuhkan waktu. Sebenarnya cuma 12 jam maksimum 14 jam, tapi kali ini Bapak Ibu melakukan perjalanan kurang lebih satu hari. 21 jam,” katanya.
Walaupun perjalan yang cukup melelahkan karena cuaca, tapi peserta bisa tiba di Banda Naira dan bisa melihat suasana di daerah ini,” ucapnya.
Disampaikan, mungkin peserta sudah
pernah berkunjung ke Banda, tapi selaku camat, dirinya memberikan gambaran atau profil wilayah kecamatan Banda. Sambung dia, Kecamatan Banda sudah dimekarkan menjadi dua kecamatan.
“Kecamatan Banda dan Kecamatan Kepulauan Banda. Sebelum dimekarkan jumlah penduduk Kecamatan Banda 21 ribu lebih. Setelah dimekarkan pada tanggal 24 Januari 2024, Kecamatan Banda saat ini jumlah penduduknya 12 ribu dan terdiri dari 8 kampung,” jelasnya.
Kepala BGP Maluku yang juga Pj BGP Maluku Utara La Mansur, mengatakan, memilih Banda sebagai tempat refleksi praktik baik, karena daerah tersebut memiliki sejarah tentang pendidikan.
Dikatakan menjadi seorang guru penggerak bukan dipilih begitu saja oleh BGP. Namun melalui proses panjang, sehingga kemudian mampu keluar dari proses itu dan terpilih sebagai komunitas atau guru penggerak.
“Mereka ini adalah orang-orang hebat. Jadi dengan kehadiran mereka harus dapat memberikan sesuatu yang bermanfaat bagi pendidikan di Maluku Tengah khususnya Kecamatan Banda,” kata Mansur.
Kehadiran BGP di Kecamatan Banda tidak sekadar datang saja, tetapi memberikan pengetahuan dan pengalaman kepada guru pada di sekolah yang dilakukan kegiatan nanti.
“Kami ke sini tidak sekedar jalan-jalan saja. Tetapi juga memberikan pengetahuan dan pengalaman kepada guru di Kecamatan Banda. Guru penggerak ini akan saling berbagi satu dengan yang lain,” sahut Mansur.
Sementara
Plt Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Maluku Tengah Husen Mukadar saat membuka kegiatan belajar bersama Guru Penggerak di SDN 247 dan SDN 235 Maluku Tengah, Selasa, 21 Mei menjalasan memilih Banda karena semua berawal dari Banda dan harus kembali ke sejarah.
Dikatakan bangkitnya kolonialisme dari Banda, begitu juga bangkitnya sistem kenegaraan dari Banda. Itu sehingga sebanyak 56 tokoh nasional saat itu diasingkan oleh Belanda di Banda.
“Banda harus bangga dengan itu. Kenapa dulu banda terkenal kok sekarang malah tidak bersemangat, Dengan semangat kora-Kora kota semua datang kesini untuk berikan pengalaman dari komunitas guru penggerak yang hadir,” katanya.
Perwakilan guru SDN 247 Malteng Selvira Mastur menyambut baik kegiatan refleksi yang dilakukan oleh guru penggerak dibawa naungan Balai Guru Penggerak (BGP) Provinsi Maluku.
Guru penggerak ini tidak saja dari Maluku tetapi juga Maluku Utara, tentu ini suatu kebanggaan bagi guru yang ada di kecamatan Banda. Terutama guru sekolah SDN 247 SDN 235.
“Untuk kegiatan refleksi ini saya harap bukan kali ini saja kegiatannya, bisa juga untuk tahun mendatang, biar kita saling berbagi ilmu tentang pendidikan khususnya kurikulum merdeka belajar,” tandasnya.
Kegiatan serupa juga dilakukan di SMA Negeri 1 Maluku Tengah dan beberapa sekolah lainnya. Kepala Sekolah SMAN 1 Maluku Tengah Badiun mengaku, bangga dengan kehadiran guru penggerak di Kecamatan Banda, karena telah berbagi pengalaman dan memberikan pengetahuan baru kepada guru-guru di sekolah tersebut.
“Kami bangga dengan kehadiran guru-guru penggerak. Mereka memberi pengetahuan baru untuk menambah wawasan guru kita. Ini penting agar pembelajaran bisa sesuai dengan kurikulum merdeka belajar tercapai. Kami sangat mengharapkan ilmu yang diberikan guru penggerak, dapat tersalurkan dan dipahami secara baik oleh guru kita,” sebut Badiun.
Kehadiran para guru penggerak diharapkan tidak saja saat ini, tetapi seterusnya, karena telah memberikan dampak yang baik pada guru non penggerak di sekolah itu.
“Mudah-mudahan kerjasama kegiatan di bulan November bisa juga di Banda. Kalau bisa jangan sekali ini saja. Kalau ada tahap II kami usulkan ke Banda lagi. Kami ingin lebih banyak belajar dan bertukar pikiran dengan baik,” tandasnya.
Dijelaskan sekolah yang di pimpinnya itu masih kekurangan guru Kimia dan Olahraga.
“Memang ada kekurangan guru dua mata pelajaran itu, tapi alhamdulillah kekosongan ini bisa diisi sementara oleh guru honorer, sambil tunggu pengangkatan,”ungkap Badiun (AAN)