RAKYATMALUKU.FAJAR.CO.ID — AMBON, — Pameran Artefak Peninggalan Rasulullah Muhammad SAW bertema Festival Al-Mulk yang kini berlangsung di Auditorium Kampus Universitas Pattimura (UNPATTI) Ambon itu tergolong langka.
Ada hal yang berbeda di sana. Sebab ada aturan yang mengharuskan bagi setiap pengunjung dilarang memakai alas kaki: sepatu atau sendal. Di pintu masuk sudah tercantum ketentuan terkait adab-adab atau etika memasuki areal artefak.
Untuk menjaga dan menghormati kesucian artefak-artefak itu, selain kita harus melepas alas kaki, pungunjung juga dilarang mengambil gambar dengan cara berselfi membelakangi artefak.
Saya tadinya mengira bisa masuk mengambil gambar melewati garis pembatas dalam posisi menyamping di dekat artefak ternyata juga tidak dibolehkan dan sempat ditegur oleh petugas penjaga stand.
Karena sudah terlanjur melewati garis pembatas apa boleh buat saya pun diberi kesempatan berfoto.
Selama 11 hari atau sejak dimulainya Festival Al-Mulk dari tanggal 13 s/d 24 Mei 2024, ke-28 Artefak Rasulullah SAW dan para sahabatnya itu, suasana di Auditorium Kampus Orang Basudara UNPATTI Ambon ini benar-benar steril.
Lantai auditorium itu terlihat bersih. Tidak ada penjaga stand ataupun pengunjung yang menggunakan alas kaki. Lantainya suci dari kotoran.
Kapolda Maluku Irjen Pol. Drs. Lotharia Latif, SH, M.Hum dan rombongan yang datang belakangan siang itu setelah acara ini dibuka secara resmi oleh Pj.Gubernur Maluku Ir.Sadali Lie, Senin pagi, (13/5/24), terlihat pula ikut melepas sepatunya saat memasuki areal festival.
Setelah melihat-lihat artefak peninggalan Nabi Muhammad SAW dan para sahabatnya itu Kapolda Maluku dan rombongan kembali ke pintu semula sembari memasang sepatunya dan kemudian meninggalkan Auditorium Kampus UNPATTI.
“Untuk Indonesia Timur Kota Ambon merupakan kota kedua setelah Palu,” ujar Koordinator Festival Al-Mulk Artefak Rasulullah SAW Muhammad Issac Almahmudi.
Saat saya menghubungi Ustad Issac semalam, Minggu, (19/5/24), untuk mengecek perkembangan pengunjung ia sedang menerima para tamu. Belum ada rekapitulasi berapa total pengunjung hingga memasuki hari keenam sejak festival ini digelar.
“Tapi kalau dirata-ratakan sehari dari pukul 09.00 WIT hingga pukul 21.00 WIT bisa mencapai 300 pengunjung,” ujarnya.
Mengapa Kota Ambon menjadi pilihan tempat diselenggarakannya Festival Al-Mulk Artefak Rasulullah SAW ini, menurut Ustad Issac Almahmudi, tidak lepas karena pilihan Rasulullah SAW.
“Ini bukan disengaja. Saya yakin betul kota ini dipilih oleh Rasulullah untuk disinggahi,” ujarnya.
Ketua Majelis Syuro PC NU Kota Ambon Ustad Abdurrahman Tuanaya, LC yang juga ikut menjadi bagian dari kegiatan ini melalui Lembaga Dakwah Nahdatul Ulama (LDNU) Kota Ambon dan Pondok Pesantren Kuttab Zein Musthafa mengakui, Festival Al-Mulk Artefak Rasulullah SAW ini tak lepas dari kecintaan dan berkat keberkahan oleh para wali dan para habaib serta para tarekat di Kota Ambon dan Maluku.
“Berkat keberkahan mereka itulah Allah SWT menjawab apa yang selama ini dirindukan oleh teman-teman sehingga Festival Al-Mulk Artefak Rasulullah SAW ini digelar di Kota Ambon,” ujar Ustad Abdurrahman Tuanaya.
Mengapa Auditorium Kampus UNPATTI dipilih sebagai tempat kegiatan ini bukan di Gedung Islamic Center, Gedung Ashari Al-Fatah atau Kampus IAIN Ambon tentu punya alasan.
Salah satunya karena untuk menarik pengunjung dari semua lapisan masyarakat tanpa kecuali mereka yang non-muslim.
“Ini menunjukkan bahwa kehadiran Rasulullah SAW itu bukan untuk muslim saja, tapi beliau adalah rahmat untuk semesta alam,” ujar alumnus Universitas Jordania itu.
Ini bukan kali pertama Kampus Orang Basudara UNPATTI Ambon ini menjadi tempat digelarnya kegiatan bernuansa keagamaan. Sebelumnya Mei 2018 kampus ini juga pernah menggelar Kongres Nasional Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) dihadiri ribuan pengunjung dari seluruh Indonesia yang dibuka oleh Presiden Joko Widodo.
Sebelumnya lagi Oktober 2017 di kampus ini juga pernah digelar stadium general yang dibawakan oleh Alhabib Umar Alhafidz.
Ulama terpandang abad ini yang berasal dari Kota Tarim, Yaman, itu berbicara soal makna hubungan sosial dalam konteks toleransi.
Nah, bagi Anda yang hendak meluangkan waktu berkunjung ke Auditorium Kampus UNPATTI Anda akan melihat dari dekat ke-28 item artefak Rasulullah itu.
Saat memasuki pintu utama di ruang sayap kanan auditorium di sana terlihat ada pedang Sayidina Husen, pedang panglima perang Sayidina Khalid Bin Walid, pedang Sultan Muhammad Al-Fatih, dan replika baju perang Utsmani.
Juga terlihat cambuk Rasulullah, stempel Rasulullah, tapak kaki unta Rasulullah, imamah Rasulullah, rambut Rasulullah, janggut Rasulullah, darah bekam Rasulullah, tanah makam Rasulullah, dan ekstrak keringat Rasulullah.
Berikut siwak Rasulullah, batu Sijjil, tapak kaki Rasulullah, terompah Rasulullah, wadah air Rasulullah, tongkat Rasulullah, panah Rasulullah, ada pula sebiji beras bertuliskan ayat Al-Quran yang dipercaya dari Persia kini Iran, juga ada batu dinding Kakbah dll.
Tujuan utama digelarnya pameran ini tak lepas untuk mengembalikan kecintaan umat kepada sang idola yang sesungguhnya yakni idola yang patut dicintai dan diikuti.
“Kami datang dengan peninggalan Nabi Muhammad SAW sehingga orangtua, anak muda dan umat di Kota Ambon bisa kembali mengidolakan pada idola sesungguhnya yakni Rasulullah SAW,” jelas Ustad Issac.
Sejak dimulainya pameran ini di Jakarta sebelum terjadinya wabah COVID-19, Festival Artefak Rasulullah SAW sudah memasuki tahun keempat.
Selain Kota Ambon acara serupa juga sudah digelar hampir di seluruh kota di Pulau Jawa, Sumatera, dan Kalimantan.
Artefak-artefak yang didatangkan ini berasal dari Galeri Warisan Museum Artefak Rasulullah (MAR) Malaysia yang dimiliki oleh almarhum Prof DR H Abdul Manan Embong.
Almarhum Abdul Manan Embong adalah seorang arkeolog asal Malaysia yang meneliti dan mengumpulkan benda-benda Rasulullah ini. Artefak diperoleh dari berbagai negara seperti Arab Saudi, Yordania, Turki dan Syiria.
Artefak-artefak ini telah melalui proses panjang melalui sejumlah pengujian berikut keasliannya dan mendapat sertifikat internasional seperti Saudi Commision for Tourism and Antiquities.
Dengan mendatangi lokasi Festival Al-Mulk di Kampus Orang Basudara UNPATTI ini tentu akan menambah khazanah pengetahuan kita tentang benda-benda bersejarah peninggalan Rasulullah SAW dan para sahabat.(AHMAD IBRAHIM)