RAKYATMALUKU.FAJAR.CO.ID — AMBON, — Banyak anak maupun remaja tawuran yang diawali dengan permainan perang-perangan dengan menggunakan senjata mainan.
Perang-perangan ini kemudian berakhir dengan bentrok antarwarga. Ini karena tidak terima anaknya tertembak mainan atau terpukul.
“Mereka ini menggunakan senjata mainan yang dampaknya akan sangat berbahaya. Sebab, meski berpeluru plastik namun apabila ditembakkan mengenai mata bisa berdampak besar. Bahkan peluru ini juga bisa membuat luka lecet bila terkena kulit,” kata Kapolda Maluku, oil Irjen Pol Lotharia Latif kepada wartawan saat peresmian Pasar Mardika, Kamis, 18 April 2024.
Permainan tawuran atau perang-perangan tersebut, kata Kapolda, bila tidak dicegah oleh para orang tua maupun tokoh masyarakat di daerah masing-masing, akan dapat meluas menjadi konflik besar.
“Saya mengimbau kepada orangtua untuk lebih super extra menjaga dan mengawasi anak-anak, berkaitan belakangan ini maraknya kejadian main perang-perangan bahkan sampai malam hari menggunakan mainan pistol yang menyebabkan tawuran berkelanjutan,” pintanya.
Menurutnya, permainan anak dan remaja di Ambon tersebut sama sekali tidak mendidik malah cenderung sangat negatif dan potensi menimbulkan konflik atau rusuh di masyarakat. Selain bisa berdampak besar, permainan ini juga menanamkan watak kekerasan dan karakter menyakiti orang lain.
“Hal-hal seperti ini jadi PR bagi para orangtua, guru, tokoh agama dan kita sekalian. Selama ini Polri sudah melakukan semua langkah baik itu pencegahan sampai proses penegakan hukum dalam menyelesaikan masalh ini, namun tentunya Polri tidak mungkin setiap saat bisa menjaga tiap jengkal lokasi di Maluku ini, maka peran setiap pejabat negeri, RW dan RT serta warga untuk menjaga siskamling lingkungannya sangatlah penting. Beberapa kejadian kemarin tawuran antar kampung di Ambon dan beberapa tempat lain sampai ada yang korban luka berat karena hal-hal seperti ini,” ungkapnya.
Orang nomor 1 Polda Maluku ini mengajak semua pihak khususnya orang tua, agar dapat menjaga dan mendidik anak-anaknya dengan baik, banyak permainan lain yang baik dan menumbuhkan keakraban dan menumbuhkan jiwa berani tapi tetap positif, bukan saling mengejek dan saling menghujat yang akhirnya tawuran antar sesama.
“Ajarilah mereka cara sopan santun, saling mengasihi antar sesama, jadikan hubungan pela dan gandong sebagai pembelajaran, tanamkan kepada mereka toleransi antara sesama, saling membantu, ajarkan jiwa yang berani yang positif dan membangun, dan mari kita siapkan generasi muda Maluku yang hebat dan berani, berani melawan kemiskinan dan kebodohan di sekitarnya dan menjaga Maluku yang aman, damai dan sejahtera,” harapnya. (AAN)