RAKYATMALUKU.FAJAR.CO.ID — AMBON, — Sebanyak 1.200 guru honorer di Kota Ambon, tidak terdata di Kantor Badan Kepegawaian Daerah (BKD) dan Dinas Pendidikan Kota Ambon. Hal itu, disebabkan penerimaan honorer yang dilakukan pihak sekolah tanpa melaporkan ke kedua instansi tersebut.
“Data yang kita peroleh, ada sebanyak 1.200 guru honorer yang tidak masuk dalam database BKD dan Disdik Kota Ambon,” ungkap Ketua Komisi II Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kota Ambon, Christianto Laturiuw kepada wartawan, Rabu 27 Maret 2024.
Menurutnya, ribuan guru honorer ini tersebar pada sekolah baik untuk tingkatan PAUD, Sekolah Dasar (SD) maupun Sekolah Menengah Pertama (SMP).
“Angka itu sangat banyak, dan menyebar di semua sekolah, mulai tingkat PAUD, SD sampai SMP,” ujarnya.
Dia mengakui, penyebabnya tidak terdata ketika kepala sekolah merekrut tenaga guru honorer, itu tidak dilaporkan ke dinas. Sehingga ini yang menjadi masalah.
Jika guru honor, lanjutnya tidak terdaftar dalam database dinas dan BKD, maka ketika pemerintah melakukan pembahasan penyelesaian tenaga honorer di Ambon, maka mereka ini tentu tak akan terakomodir.
“Makanya ketika daerah membahas terkait penyelesaian guru honorer, itu cukup sulit akibat jumlah yang terlalu banyak. Apalagi nama mereka tak terdaftar dalam database,” terangnya
Selain persoalan jumlah yang banyak, ada juga tenaga guru honorer yang tidak berstatus sarjana atau strata satu.
Dengan adanya masalah ini, sehingga meminta pihak Disdik untuk membuat mapping atau pemetaan terhadap guru honorer.
“Kan sudah ada syarat jumlah sekolah dengan jumlah siswa sekian itu idealnya harus punya guru berapa. Jadi coba mapping data terkait honorer-honorer itu dan berapa jumlah dana bos yang dipakai untuk mendanai upah 1.200 an orang itu,” pungkasnya. (MON)