RAKYATMALUKU.FAJAR.CO.ID — AMBON, — Anggota Komisi IV DPR RI, Saadiah Uluputty mengaku siap maju dalam kontestasi Pemilu Kepala Daerah (Pilkada) Kabupaten Malteng, 27 November 2024 mendatang. Asalkan diperintah partai.
Kendati Saadiah baru terpilih kembali sebagai anggota DPR RI periode 2024-2029 pada Pemilu Legislatif (Pileg) yang dilaksanakan 14 Februari. Namun, ia mengaku tetap patuh, jika Partai
Keadilan Sejahtera (PKS) menugaskannya untuk bertarung.
“Sebagai kader partai, saya siap. Asal ditugaskan oleh partai dan menjadi harapan masyarakat. Kalau partai tugaskan dan masyarakat harapkan, mari kita maju,” kata Saadiah, saat menjawab pertanyaan dan harapan masyarakat dalam kunjungan kerjanya di Negeri Seith, Kecamatan Leihitu Kabupaten Maluku Tengah (Malteng), Sabtu 23 Maret 2024.
Dia mengaku, setelah diminta kesediaannya untuk mencalonkan diri sebagai Bupati Malteng. Dia menyambut dengan tangan terbuka.
“Beberapa hari kemarin, Dewan Pimpinan Daerah (DPD) PKS Kabupaten Malteng juga telah meminta saya untuk dicalonkan sebagai Bupati di Pilkada mendatang. Dan sambut dengan tangan terbuka,” ujarnya.
Masyarakat di Jazirah Leihitu, merindukan adanya Bupati. Sehingga menjadi spirit serta panggilan atas harapan masyarakat.
Saat ini, isu politik dinasti selama sekian periode di Malteng, itu telah tumbang. Nah momentum ini sekarang terbuka, dan menjadi kesempatan untuk merebut kepemimpinan itu, ungkap Saadiah.
Tahun 2017 PKS hanya peroleh satu kursi di DPRD Malteng. Tapi dia berani mencalonkan diri dengan rekomendasi PKS. Meski pada akhirnya bergabung untuk memenangkan kotak kosong karena tidak mendapat dukungan dari parpol lain untuk memenuhi syarat minimal dukungan.
Apalagi, di Pileg 2024 ini PKS berhasil meraup 5 kursi, tentu itu menjadi kekuatan bagi PKS. Sebab hanya butuh 2 kursi tambahan dari koalisi dengan parpol lain untuk memenuhi syarat minimal dukungan.
Perolehan suara 39 ribu di Malteng diantara puluhan caleg DPR RI yang bertarung pada pileg kali ini, tentu menjadi modal besar untuk menjawab persoalan dan harapan masyarakat, ungkapnya.
Ini merupakan panggilan sejarah, dimana orang Jazirah pernah menjadi bupati pertama di Kabupaten Maluku Tengah.
Dan karena panggilan sejarah itulah, sehingga harus direbut kembali, pungkasnya. (MON)