Bertarung pada Pilgub Maluku
RAKYATMALUKU.FAJAR.CO.ID — AMBON, — Setelah berhasil mengantarkan istrinya ke Senayan dengan perolehan suara terbanyak atau peraih kursi pertama DPR RI, apakah Murad Ismail akan kembali maju bertarung mempertahankan kursi Gubernur Maluku pada Pilkada serentak yang akan dilaksanakan Rabu, 27 November 2024 mendatang?
Jika benar Murad ingin mempertahankan kursinya, lantas partai politik mana yang akan menjadi kendaraannya atau tiket, dan siapakah wakil yang akan mendampingi purnawirawan perwira tinggi Polri tersebut?
Meski semua itu masih menjadi rahasia, namun banyak masyarakat Maluku yang menginginkan agar mantan Komandan Korps Brimob Polri itu untuk tetap mempertahankan jabatan Gubernur Maluku.
Tak sedikit dari kalangan akar rumput bahkan menjodohkan politisi Partai Demokrat Bung Michael Wattimena yang akrab disapa BMW, untuk menjadi calon wakil Gubernur Maluku mendampingi MI, sapaan akrab Murad Ismail.
Mereka menilai, meski BMW gagal di Pileg 2024, namun telah teruji mendapatkan 51.928 suara, dengan total suara keseluruhan Partai Demokrat sebanyak 70.184.
Suara yang didapatkan anggota DPR RI periode 2014-2019 dari dapil Papua Barat secara personal itu, diketahui telah mengalahkan petahana Abdullah Tuasikal yang hanya mengantongi 40.140 suara dengan total suara Partai NasDem sebanyak 91.835 suara.
Sehingga, jika Murad – Michael dengan akronim 2M maju sebagai pasangan calon Gubernur dan Wakil Gubernur Maluku, maka diprediksi Murad akan kembali menjadi Gubernur Maluku dua periode.
Informasi soal duet 2M di Pilkada Provinsi Maluku tahun 2024 ini, juga hangat diperbincangkan baik di kalangan insan pers juga orang-orang dekat BMW itu sendiri, termasuk beberapa orang kader Partai Demokrat.
“BMW memang dikabarkan sementara bangun komunikasi politik dengan Pak MI. Dan tidak menutup kemungkinan
“Kita memang sudah dengar soal masyarakat menginginkan Bung Michael maju sebagai calon wakil gubenur berpasangan dengan Pak Murad. Gak apa-apa, tulis saja informasi tersebut,” akui orang dekat BMW yang tidak ingin namanya disebutkan, saat dikonfirmasi media ini, Rabu, 20 Maret 2024.
Dan dari informasi yang diterima, lanjut sumber itu, bahwa saat ini BMW sementara membangun komunikasi politik dengan MI.
“Komunikasi politik ini kan tidak menutup kemungkinan soal keduanya bakal berpasangan maju Pilgub Maluku,” terangnya.
Terkait hal itu, Akademisi Politik Universitas Pattimura (Unpatti) Ambon, Poly Koritelu, mengatakan, secara politik semua hal bisa saja terjadi, dan prediksi atau kemungkinan apapun juga bisa saja salah di kemudian hari. Namun menurutnya, dalam logika politik lebih elok jika wakil yang dilamar oleh gubernur.
“Jika inisiatif itu ada dari pihak BMW, itu juga bukan sesuatu yang salah. Tetapi saya katakan lebih elok jika gubernur yang melamar wakil, saya kira itu proses yang jauh lebih bermartabat,” cetus Poly, kepada media ini ketika diminta tanggapannya via telepon seluler, Rabu, 20 Maret 2024.
Dikatakan Poly, dari sisi kekuatan, orang akan menilai apa yang bisa digaransikan ketika BMW harus menjadi wakil dan apa kontribusinya, selain Partai Demokrat. Hal ini mengingat akumulasi suara untuk BMW di Pileg 2024 kemarin juga tidak signifikan.
“Karena nanti saingan-saingannya akan muncul dan cukup berat. Misalnya Pak Febry Tetelepta akan tetap ngotot menjadi gubernur atau kah itu hanya bagian dari sebuah strategi untuk menaikkan bargaining posisi untuk ambil jadi wakil bagi Pak Murad, kita semua belum tau juga kan,” tuturnya.
Terkait total soal suara yang berhasil didapatkan BMW secara personal pada pileg kemarin ditambah dengan akumulasi suara partainya, sehingga dijadikan tolak ukur untuk mendongkrak BMW layak menjadi calon wakil gubernur, bagi Poly semua orang boleh saja berpendapat seperti itu.
“Namun nilai jual yang jauh lebih tinggi kalau misalnya BMW lolos DPR RI kemudian maju lagi sebagai calon Wakil Gubernur Maluku. Itu tentu punya tingkat perhatian publik yang jauh lebih tinggi dalam meningkatkan elektabilitas politik, misalnya,” pungkasnya.
Sementara itu, Bung Michael Wattimena yang coba dikonfirmasi media ini via telepon seluler, tidak berhasil terhubung lantaran nomor handphonenya di luar jangkauan. (RIO)