RAKYATMALUKU.FAJAR.CO.ID — AMBON, — Bandar Udara Karel Sadsuitubun di Langgur, disasi warga yang diduga dari Sathean, Kecamatan Kei Kecil, Kabupaten Maluku Tenggara, Kamis, 14 Maret 2024 malam.
Sasi atau hawear (istilah bahasa Kei) yang dilakukan karena diduga ada pengelembungan suara pada Pemilihan Umum (Pemilu) pada tanggal 14 Februari 2024.
Penutupan bandara ini akan berdampak pada jadwal penerbangan baik dari Ambon ke Malra dan Tual maupun sebaliknya.
Penutupan ini terkait dengan perolehan suara calon anggota legislatif (Caleg) DPRD Maluku dari Partai NasDem yang digelembungkan atau diduga ditambahkan oleh oknum di Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kota Tual. Karena itu, warga minta KPU suara hasil penggelembungan itu.
Berdasarkan postingan Ronald Fabianus Rettob pada akun Facebooknya menuliskan, Komisioner KPU beserta jajaran penyelenggara di Kota Tual, bertanggungjawab atas boikot atau sasi adat yang dilakukan oleh keluarga dan masyartakat Ohoi Sathean yang merasa dirugikan atas kecurangan terhadap suara Justina Renyaan.
Praktisnya adalah cara yang terstruktur, masif, yang dipermainkan oleh penyelenggara pemilu kota Tual dengan kandidat tertentu untuk menaikkan suaranya yang drastis, tulis dia dalam postingannya.
Menurut dia, semua jalur telah ditempuh dengan cara-cara praktis, legal, aman dan damai sesuai aturan dan mekanismenya, namun tidak dihiaraukan dan ditanggapi.
Bahkan, kata dia, sampai puncaknya mereka menggelar aksi damai saat pleno digelar di KPU Kota Tual, namun tetap tidak digubris pihak KPU.
Alhasil, warga Ohoi Sathean, kata dia, memiliki mengambil langkah adat.
Langkah adat yang dimaksud adalah memasang sasi pada Bandar Udara Karel Saidsuitubun, tadi malam.
Dalam postingannya juga, mereka meminta KPU Kota Tual, menyesuaikan atau mengembalikan suara calon berdasarkan hasil C1.
Informasi yang diterima, tidak responsifnya KPU, membuat warga Ohoi Sathean menempuh jalur adat sebagai langkah alternatif dengan memasang hawear di Bandar Udara Karel Saidsuitubun tadi malam. Salah satu video yang diterima Rakyat Maluku, hawear itu dipasang tepat di pagar bandara sebelum masuk ke lokasi bandara.
Kapolres Malra AKBP Frans Duma yang dikonfirmasi perihal sasi ini, tak merespon. Panggilan Rakyat Maluku tidak diangkat walaupun ada nada masuk. Pesan WhatsApp juga tak dibalas. (AAN)