RAKYATMALUKU.FAJAR.CO.ID — AMBON, — INI pukulan telak bagi politisi Golkar di Provinsi Maluku yang kendati berkoar-koar besar, merela tidak berhasil mengembalikan kursi DPRI dari partai ‘Tua Bangka’ di Republik Indonesia itu dari Dapil Maluku untuk duduk di DPR RI.
Bagaimana tidak, setelah absen di periode 2019-2023 pada level legilsatif pusat, Golkar kembali zonk. Mereka yang dijagokan meraih kursi perwakilan Maluku dari partai berlambang beringin ini semuanya ‘memble’ alias tidak punya kekuatan yang berarti.
Menariknya, ada anomali. Anomali yang justeru merugikan beringin Maluku di bawah kepemipinam Ramly Umasugi yang tidak pandai melihat peluang, akibat kepentingan primodarial semata.
Adalah Soedeson Tandara, Wakil Ketua DPP MKGR yang juga putra Maluku. Ia bisa meraih sura terbanyak di Dapil Papua Tengah. Padahal sebelumnya Tandra berniat masuk dalam daftar caleg DPR RI dari dapil Maluku.
Karema kepentingan dan ambis, Ramly yang adalah Ketua DPD Golkar Maluku bersama beberapa tokoh Golkar Nasional asal Maluku, mereka berjuang keras menggeser Tandra yang Ketua MGKR, juga doktor ilmu hukum, khususnya kepailitan yang juga Ketua Umum Himpunan Kurator dan Pengurus Indonesia (HKPI) itu dari daftar caleg DPR RI dapil Maluku.
Padahal, ketimbang Ramly, Hamzah Sagandji, maupun Azis Samual yang calon dari Mlauku, Soedeson Tandra sudah bekerja lebih awal. Sudah banyhak anggaran yang digelentorkan Tandra agar dia bisa dicintai masyarakat di daerah raja-raja ini.
Jefry Tandra, adik dari Soedeson Tandra kepada media ini menyebutkan, sebagai anak daerah, kakanya itu punya kepentingan besar utnuk berjuang bagi daerah dan rakyat Maluku.
”Bayangkan saja, di tahun 2022 sampai 2023, sudah miliaran rupiah yang digelonyorkan kakak saya bagi masyarakat di Maluku. Salah satunya sembako berupa beras gratis bergambar Soedeson Tandra dengan nilai miliaran rupiah. Bantuan itu sudah didistribusikan bagi masyarakat di Maluku di masa-masa sulit,” kata Jefry.
Namun lanjut dia, ketika kakaknya itu, tidak diakomodir dalam daftar calon anggota DPR RI Parti Golkar dari Dapil Maluku, saat itulah kekecewaan muncul sekaligus semangat tinggi untuk berjuang di Dapil Papua Tengah, tempat kakanya itu ditentukan DPP Golkar untuk maju dari dapil baru itu.
”Kalau bicara soal semangat kedaerahan, kakak saya, Soedeson Tandra itu orang yang asli dan tidak bisa diragukan. Dia punya kepentingan besar untuk mengabdi bagi rakyat Maluku. Itu karena dia lahir di Tanimbar Utara dan dia merasa berhutang budi bagi Maluku. Hanya saja, karena kepentingan, kendati sudah lama bekerja mensosialisasikan diri, ia digeser oleh pengurus pusat. Ini juga karena ambisi beberapa anak Maluku,” beber dia.
Akhirnya, lanjut Jefry, ambisi kader-kader Golkar asal Maluku itu menyisahkan kegagalan. Golkar Maluku kendati secara nasional mengalami peningkatan, di Maluku justeru anjlok alias gulung tikar.
Selain Jefry yang adik dari Soedeson Tandra, Thomas Lethulur, salah satu pemuka warga Tanimbar berkesempatan mengungkapkan rasa sykurnya larena Soedeson Tandra bisa meraih suara terbanyak di Papua Tengah.
”Iya, berdasarkan data yang kami dapat Soedeson Tandra adalah peraih suara terbanyak dari Partai Golkar di Papua Tengah untuk caleg DPR RI,” kata Lethulur.
Ia katakan, Golkar Maluku sangat rugi ketika tidak mengakomodir Soedeson Tnadra dalam daftar calon.
Kami masyarakat Tanimbar, sangat bersyukur. Yang pasti kendati mewakili Papua Tengah, sebagai putra Maluku asal Tanimbar, saya yakin Soedeson Tandra ketika duduk sebagai anggota DPR RI tak akan menutup mata melihat kepentingan Maluku, sebut Lethulur. (**)