RAKYATMALUKU.FAJAR.CO.ID — AMBON, — PT PLN (Persero) Unit Induk Wilayah Maluku dan Maluku Utara (UIW MMU) terus berupaya menghadirkan listrik hingga ke pelosok.
Menghadiri interview di Kantor Radio Republik Indonesia (RRI) Ambon, General Manager PLN UIW MMU memaparkan catatan terbaru di 2024, yakni telah berhasil melistriki sebanyak 1.030 desa yang tersebar di 73 pulau sampai dengan Desember 2023.
Pencapaian ini berarti bahwa PLN UIW MMU mencapai 83 persen Rasio Desa Berlistrik (RDB) pada akhir 2023 lalu.
General Manager PLN UIW MMU, Awat Tuhuloula menyebutkan upaya yang dilakukan ini dimaksud sebagai komitmen mewujudkan listrik berkeadilan khususnya di daerah 3T (tertinggal, terdepan, terluar).
“Pemerataan akses kebutuhan listrik di wilayah kerja kami merupakan tugas dan mandat yang diberikan negara kepada kami. Sehingga tak ada lagi kesenjangan yang dirasakan masyarakat, terutama di pelosok soal energi listrik ini,” sebut Awat, Selasa, 5 Maret 2024.
Awat menjelaskan, dari total 120 Pulau, 73 pulau telah diterangi oleh listrik PLN, sedangkan 45 di antaranya berlistrik mandiri atau listrik non-PLN.
Oleh karenanya, hal ini menjadi sebuah tantangan bagi PLN UIW MMU untuk dapat mencapai target 100% RDB.
PLN UIW MMU menargetkan 120 pulau di wilayah kerjanya dapat terlistriki di tahun 2025 hingga 2026.
Dalam proses pengimplementasian target tersebut, Awat akui terdapat beberapa kendala. Yakni, akses jalan dan jembatan yang belum memadai.
Awat pun mencontohkan distribusi peralatan kelistrikan di Kabupaten Kepulauan Tanimbar dan Kepulauan Aru. Ketika mendistribusi material ke kedua kabupaten ini, petugas PLN hanya bisa men-drop peralatan di pesisir pantai, kemudian dibantu masyarakat setempat untuk dibawa ke daratan.
Selain itu, hal lain yang perlu untuk diperhatikan yakni terkait dengan anggaran pembangunan.
“Pencapaian kerja kami signifikan. Untuk mencapai target di tahun 2025/2026, tentu perlu anggaran. Namun, dalam perencanaannya, kami telah bahas bersama dengan PLN Pusat, untuk kami mohon doa atas kelancaran niat baik ini dalam menerangi daerah 3T tersebut,” aku Awat.
Sejalan dengan pemerataan energi listrik, PLN UIW MMU juga terus membangun dan mengembangkan kapasitas berbasis Energi Baru dan Terbarukan (EBT).
“Pembangunan fasilitas kelistrikan ini kami perlu menyesuaikan dengan hasil survey di lapangan, dan berkoordinasi dengan pihak-pihak terkait. Tentu ini perlu dukungan dari seluruh Stakeholder terkait, bukan hanya tingkat Provinsi saja namun sampai dengan tingkat Desa, jelasnya.
Kata Awat, listrik merupakan hal krusial dalam pembangunan dan pengembangan perekonomian suatu daerah. Untuk itu, bersama komitmen tersebut, PLN UIW MMU terus meningkatkan Rasio Desa Berlistrik dan Rasio Elektrifikasi.
“Semoga dengan adanya akses listrik ini, masyarakat lebih berdaya, dapat memanfaatkannya untuk kebutuhan peningkatan perekonomian,” pungkas Awat.(CIK)