Oleh : Hasrullah
Di tengah hiruk-pikuknya pemilu Presiden 2024, Universitas Pattimura menjadi tuan rumah dalam pelaksanaan Kuliah Kerja Nyata (KKN) kebangsaan 2024. Kuliah Kerja Nyata (KKN) kebangsaan yang mengusung semangat kebhinekaan, pluralisme, dan nasionalisme mempersiapkan Universitas Pattimura (Unpatti) sebagai tuan rumah tahun ini.
Unpatti telah di gadang masuk kandidat tuan rumah KKN Kebangsaan 2023 setelah tahun lalu dilaksanakan di wilayah Indonesia bagian tengah yakni di Universitas Tanjungpura, Pontianak, Kalimantan Barat. Dengan demikian, program nasional yang dilaksanakan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) ini akan digelar di wilayah Indonesia Timur yang kelima kalinya untuk Indonesia Timur. Pelaksanaan KKN Kebangsaan Indonesia timur memang baru empat kampus yang menjadi tuan rumah. Yakni di Universitas Hasanuddin, Universitas Khairun Ternate, Universitas Haluoleo Kendari, dan di Universitas Negeri Gorontalo.
Kegiatan ini merupakan perwujudan dari konsep tri dharma perguruan tinggi, karena memadukan dharma Pendidikan, Penelitian, dan Pengabdian kepada Masyarakat, sekaligus dalam satu kegiatan. Kegiatan KKN Kebangsaan tidak hanya sekadar sebagai aktivitas pengabdian dan menerapkan ilmu pengetahuan dan teknologi di tengah masyarakat saja, akan tetapi dikembangkan sebagai media efektif bagi mahasiswa untuk melakukan proses pembekalan diri dalam membantu memberdayakan masyarakat, dan termasuk berbagai institusinya.
KKN Kebangsaan ini adalah sebuah embrio dan langkah maju untuk merawat kebhinekaan dan nasionalisme dari Sabang sampai Merauke, dari Miangas hingga Pulau Rote. Dengan demikian, sejalan dengan nilai KKN kebangsaan yakni meningkatkan soft skill, menumbuhkan jiwa kebangsaan, dan cinta tanah air serta percaya diri dalam menghadapi realitas sosial masyarakat, belajar bersama masyarakat dan turut memberdayakan masyarakat di lokasi kegiatan. Ini merupakan cara merawat keberagaman dengan menanamkan nilai-nilai tersebut pada generasi bangsa. Bisa dibayangkan jika seluruh kampus di Indonesia Timur dikumpulkan mahasiswanya untuk saling berinteraksi. Ini jelas menutup sekat-sekat dan memperteguh semangat keberagaman dan cinta Tanah Air. Mereka bersama-sama mengabdi di Tanah Airnya di satu tempat tanpa melihat suku, agama, ras, dan sebagainya. (*)