RAKYATMALUKU.FAJAR.CO.ID — AMBON, — Calon Presiden (Capres) RI nomor urut 1, Anies Baswedan, mengajak seluruh masyarakat untuk sama-sama melakukan perubahan dengan menggunakan bahasa khas Provinsi Maluku, yakni “katong” yang artinya “kita”.
Hal ini disampaikan Anies saat memberikan pernyataan penutup dalam debat kelima atau terakhir Pilpres 2024 yang digelar KPU RI di Jakarta Convention Center (JCC), Senayan, Jakarta Pusat, Minggu, 4 Februari 2024.
“Mari katong lakukan perubahan,” kata Anies, dalam bahasa Maluku,” ajak Anies.
Menanggapi hal itu, Pengamat Politik Maluku yang juga Direktur Lembaga Parameter Research Consultant, Edison Lapalelo, menilai bahwa pernyataan Anies Baswedan yang menggunakan kata “katong”, seakan memberikan pesan bahwa dia mengerti suasana kebatinan di wilayah Indonesia timur.
Sebab, kata “katong” bukan hanya bahasa dari Provinsi Maluku, melainkan juga digunakan masyarakat di Provinsi Maluku Utara, Provinsi Pupua dan Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) dalam kehidupan sehari-hari.
“Di last minute ini, mungkin beliau memberi pesan bahwa saya (Anies) turut merasakan, saya (Anies) tahu persis suasana kebatinan yang ada di Indonesia Timur. Itu mungkin pesannya,” kata Edison, kepada media ini via telepon, Minggu, 11 Februari 2024.
Ketika disinggung apakah Anies menggunakan kata “katong” lantaran dirinya yakin akan mendapatkan surat terbanyak di Provinsi Maluku, Edison mengaku tidak demikian.
Menurutnya, dari pendekatan ideologi partai atau sisi lainnya, sesungguhnya tiga kandidat capres RI, yakni Anies Baswedan, Prabowo Subianto dan Ganjar Pranowo, nyaris berimbang di Maluku.
“Ketiganya berpeluang menang di Maluku karena punya basis ideologi yang kuat. Misalnya Pak Ganjar dan PDI Perjuangan cukup kuat di Maluku. Tapi hal yang sama juga terjadi dengan Pak Anis dengan PKS punya kader yang ideologinya cukup kuat,” jelasnya. (RIO)