RAKYATMALUKU.FAJAR.CO.ID — AMBON, — Puluhan aktifis Persatuan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) cabng Ambon, bersama sejumlah Pedagang melakukan aksi demonstrasi di depan Kantor DPRD Maluku, Karang Panjang (Karpan), Kamis, 25 Januari 2023.
Dalam aksi itu, mahasiswa dan para pedagang sempat menuding ada Pungutan Liar (Pungli) di Pasar Mardika Baru ayas penempatan lapak di pasar modern itu yang dilakukan Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Perindag) Maluku, Yahya Kotta.
Karena itu mereka mendesak Gubernur Maluku Murad Ismail untuk segera mencopot Yahya Kotta dari jabatannya slaku Plt Kadis Perindag Maluku.
Hal tersebut di sampaikan Koordinator lapangan, Erwin Kohonussa dalam orasinya. Selain mencopot Plt Kadis Indag, PMII juga menilai, ada masalah yang tidak jelas antara DPRD Provinsi dan Disperindag Maluku.
“Kekecewaan kami dan para pedagang atas sikap DPRD Maluku dan Disperindag, yang tidak jelih dalam melihat persoalan ini. Pedagang lama juga bertanya dari mana rujukan data baru yang menjadi patokan buat Disperindag, kata Erwin.
Seakan-akan DPRDMaluku melakukan kong kali kong dengan kepala Disperindag untuk ingin membunuh rakyat di negerinya sendiri, teriak Erwin.
Menurut Erwin, untuk menempati Gedung Pasar modern di Mardika, Pemerintah Povinsi Maluku harus berpatokan kepada data lama. Karena data lama merupakan syarat yang harus di kumpulkan oleh pedagang, dan diberikan kepada pemerintah kota pada saat itu untuk pembangunan gedung pasar terbesar di Maluku itu.
“Orang-orang yang menempati gedung lama secara Hukum telah memenuhi haknya sebagai pedagang dengan tertib membayar pajak. Terakhir mereka membayar pajak itu pada tahun 2019 sebelum di relokasi untuk pembangunan gedung. Maka dari itu dengan segala pertimbangan mereka harus di kembalikan ke gedung pasar modern, tegas para pendemo.
Menurutnya, Kementerian Perdagangan telah menegaskan, penempatan Gedung Pasar Baru itu, tanpa harus ada pungut biaya sepeserpun.
emuanya itu ada pada data lama sebagai syarat yang telah diverifikasi untuk menempati gedung pasar baru itu ketika telah siap digunakan.
“Sebelum adanya relokasi pedagang yang ada di gedung putih, pemerintah berjanji untuk mengembalikan mereka ketika gedung telah siap digunakan. Tetapi sekarang data-data lama dihapus lalu di masukan dan data-data dengan nama orang baru, kata Erwin.(CIK)