RAKYATMALUKU.FAJAR.CO.ID — AMBON, — Pemerintah Provinsi (Pemprov) Maluku mengapresiasi Program Penguatan Ekosistem Kemitraan untuk Pengembangan Inovasi Berbasis Potensi Daerah di Provinsi Maluku.
Apresiasi itu disampaikan Kepala Badan Perencanaan dan Pembangunan Daerah (BAPPEDA) Maluku, Anton Lailossa dalam sambutannya mewakili Sekretaris Daerah (Sekda) Maluku, Sadli Ie, dalam acara Kick Off dan Diskusi Publik yang bertempat di Hotel Santika Premiere Ambon, Senin (12 Desember 2023).
Anton mengatakan pentingnya kerjasama antara Politeknik Negeri Ambon (Polnam), Politeknik Perikanan Negeri Tual (Polikant), Pemerintah Provinsi, dan Pemerintah Pusat dalam mengembangkan potensi daerah untuk membangun masa depan yang lebih baik.
Ia turut menyoroti pentingnya penguasaan keterampilan dan kemampuan riset serta ilmu pengetahuan dalam memajukan daerah. Ia juga mengapresiasi, upaya Pilnam dan Polikant, bersama dukungan dari Pemerintah Pusat, dalam mendukung program-program pendidikan vokasi yang diharapkan dapat melahirkan lulusan-lulusan berkompeten untuk berkontribusi dalam membangun dan mengembangkan daerah.
“Provinsi Maluku telah meneguhkan komitmennya dalam mengembangkan sektor-sektor unggulan seperti perkebunan, perikanan, pariwisata, dan rencana pengembangan blok masela di masa depan dalam rencana pembangunan jangka pendek, menengah, dan panjang,” paparnya
Dalam pembiayaan tahunan lanjutnya, provinsi memberikan contoh nyata dengan mengupayakan perkembangan industri rumput laut di Maluku Tenggara, peningkatan potensi kelapa di Maluku Tengah, serta penggarapan sektor pala, kelapa, cengkeh, dan pertanian lainnya.
“Fokus yang diberikan pada pengembangan sektor pariwisata juga menjadi prioritas, khususnya untuk Maluku Tenggara dan seluruh wilayah Maluku. Langkah-langkah konsisten ini didorong melalui kerjasama kolaboratif lintas sektor guna mewujudkan perkembangan sektor-sektor tersebut,” pungkasnya.
Disamping itu, Ketua Tim Konsorsium Lenny Leuhery,menekankan tanggung jawab perguruan tinggi dalam menciptakan lulusan yang bisa langsung berperan di industri dan dunia kerja serta memanfaatkan sumber daya alam di Maluku. Dosen dan mahasiswa terlibat dalam riset yang bertujuan untuk mengembangkan potensi lokal dan keunggulan yang ada.
“Untuk alokasi anggaran sebesar Rp 700 juta rupiah untuk mengidentifikasi potensi wilayah pada tahun pertama program, dengan rencana riset pengembangan potensi tersebut di tahun-tahun berikutnya,” ungkap Wakil Direktur III Polnam itu.
Harapannya, kolaborasi antara perguruan tinggi, pemerintah daerah, dan industri dapat menciptakan ekosistem kemitraan yang memberikan manfaat bagi dunia pendidikan dan pengembangan sumber daya manusia serta alam di Maluku.
Untuk diketahui, turut hadir menjadi narasumber dalam diskusi publik tersebut, Kadis Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Maluku, Insun Sangadji., Ketua Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) DPP Maluku diwakili Ketua Bidang Organisasi dan Daerah, Raymond Setiabudhi. (SSL)