RAKYATMALUKU.FAJAR.CO.ID — AMBON, — Masyarakat Maluku ramai-ramai dibuat euforia dengan postingan salah atau akun media sosial di Tiktok yang mengunggah foto Komandan Pangkalan Utama TNI Angkatan Laut (Danlantamal) IX Ambon, Brigjen TNI (Mar) Said Latuconsina, sebagai calon Gubernur Maluku berpasangan dengan mantan Rektor Universitas Pattimura (Unpatti) Ambon, Prof. Dr. Thomas Pentury, M.Si, sebagai calon wakil Gubernur Maluku, dengan tagline “Bangun Maluku”.
Dari postingan yang diunggah Guru24_salampessy dengan judul Rakyat Maluku: Komandan SL dan Prof. Pentury Menangkan Cagub dan Cawagub Maluku 2024, menuai banyak komentar pro dan kontra. Salah satu komentar yang pro datang dari nama akun @Bakry Rahman Pary dan @Putra Lewaka.
“Semoga sukses mantan dosen, dekan MIPA dan rektor Unpatty Pak Pentury,” tulis akun @Bakry Rahman Pary.
“Maju Maluku Satu,” tambah akun @Putra Lewaka.
Menanggapi hal itu, salah satu Dosen Ilmu Pemerintahan FISIP Unpatti, Victor Ruhunlela, yang dikonfirmasi media ini, Minggu, 10 Desember 2023, mengatakan jika masyarakat menginginkan Brigjen TNI (Mar) Said Latuconsina dan Prof. Dr. Thomas Pentury, M.Si, maju bertarung di Pemilihan Gubernur (Pilgub) Maluku 2024, maka ini peluang bagi partai politik (Parpol) untuk merekrut kedua.
“Wacana ini isyarat memberikan peluang kepada parpol, kenapa tidak bisa mencoba melalui rekrutmen calon yang dari tingkat kepercayaan masyarakat sudah ada, inikan peluang,” kata Victor.
Menurut Victor, kedua figur tersebut merupakan putra-putra terbaik Maluku yang bisa dipakai dalam mengelola Provinsi Maluku kedepan. Sehingga, sangat wajar ketika masyarakat menginginkan keduanya berpasangan di Pilgub Maluku.
“Sah-sah saja kalau itu masyarakat punya anggapan, tetapi kita tahu bersama bahwa masyarakat punya keinginan itu hanya terbatas sebagai wacana, selebihnya partai yang memutuskan untuk merekrut kedua figur itu.
Untuk mengetahui tingkat popularitas, elektabilitas maupun kesukaan publik terhadap kedua pasangan itu, kata Victor, harus dilakukan melalui survei, baik oleh parpol maupun oleh kedua figur tersebut.
“Survey ini untuk mengetahui apakah kedua calon ini cocok atau tidak, kan masih ada ruang yang banyak. Jadi, partai bisa melakukan (survey) tetapi boleh juga partai dengan kandidat bersangkutan melakukan (survey),” terangnya.
Dia menjelaskan, meskipun kedua figur itu sudah dinilai bagi, tetapi sekarang rata-rata parpol ialah tipe transaksional.
“Mereka siap bayar? Apakah mereka mampu, inikan sudah dipasang semua standar untuk gubernur berapa, untuk partai ini berapa, itu bukan barang baru di republik ini,” jelas Victor.
Sementara itu, Brigjen TNI (Mar) Said Latuconsina, yang coba dikonfirmasi media ini via seluler, tidak merespon hingga berita ini diterbitkan. Pesan singkat yang dikirim via WhatsApp (WA) juga sudah terkirim alias tercentang dua, namun tidak ditanggapi. (SSL/ RIO)