RAKYATMALUKU.FAJAR.CO.ID — BANDA, — Gubernur Maluku Murad Ismail dan Istri Widya Pratiwi Murad, dikukuhkan oleh sesepuh adat Negeri Lonthoir, Kecamatan Banda, Kabupaten Maluku Tengah (Malteng), sebagai Orang Adat 9 Luar, yang ditandai dengan pemakaian kain.
Setelah diberi gelar adat itu, gubernur dan istri menuju ke hutan untuk mengikuti ritual adat kasih makan hutan Negeri Lonthoir, yang diawali dengan doa kepada para datuk dan leluhur.
Kegiatan kemudian dilanjutkan dengan penanaman Pohon Pala yang dirangkaikan juga persembahan tari-tarian dan ditutup dengan makan patita.
Sebelumnya, gubernur dan istri beserta rombongan dalam kunjungan kerjanya ke Kecamatan Banda ini, mendatangi Istana Mini di Kecamatan Banda untuk menghadiri acara tatap muka sekaligus melantik delapan kepala Pemerintah Negeri Administratif.
Dalam kesempatan itu, Gubernur menyampaikan bahwa kehadirannya membawa harapan untuk orang Banda semua, dan sampai saat ini dirinya masih berjuang di Jakarta untuk menjadikan Banda sebagai destinasi pariwisata Maluku yang nomor satu, dan akan memekarkan kecamatan di Banda.
Pada sesi tanya jawab juga, Gubernur berjanji akan memerintahkan Penjabat Bupati Maluku Tengah untuk merehabilitasi alun-alun lapangan segitiga, dikarenakan banyak nilai-nilai sejarah di sana. Selain itu juga Gubernur berjanji akan mengusahakan agar Banda dimekarkan.
Sementara itu, Widya Pratiwi Murad selaku Duta Parenting Provinsi Maluku juga menjelaskan tentang stunting yang merupakan gagal tumbuh pada bayi atau balita akibat kekurangan gizi kronis secara terus-menerus di seribu hari pertama kehidupan, yakni dari ibu hamil hingga anak usia dua tahun.
“Stunting ini harus diperangi karena sangat mengancam dan dapat menganggu kecerdasan anak-anak kita. Jika di Maluku dan khususnya di Banda banyak anak-anak yang stunting, bagaimana kita bisa mempersiapkan anak-anak generasi kedepan yang cerdas, pintar, dan mampu bersaing,” ujarnya.
Widya juga menegaskan agar stunting ini tidak dianggap remeh, karena selaku Duta Parenting, dirinya sudah turun di 11 kabupaten/ kota, tepatnya ke lokus desa stunting, dan banyak yang memprihatinkan. Dimana, salah satu penyebab adanya stunting yakni perlu diperhatikan dari faktor kemiskinan dan kekurangan air bersih.
“Mudah-mudahan apa yang saya sampaikan di hari ini bisa dipahami dan menjadi pegangan untuk mempersiapkan generasi muda kedepan yang sehat jasmani rohani, dan cerdas sehingga membawa nama baik Maluku, Maluku Tengah, khususnya di Kecamatan Banda ini,” harapnya.
Dia juga mengapresiasi Pemerintah Kabupaten Maluku Tengah yang sudah bisa menurunkan prevalensi stunting menjadi sekitar 27%, karena luar biasa inovasi dan program yang telah dibuat Pemerintah Kabupaten Maluku Tengah melalui GEMA (Gerakan Bersama Ina Latu Maluku).
“Hal ini mengingat stunting merupakan program prioritas Presiden, dimana diharapkan 2024 prevalensi stunting nasional sebesar 14%, dan Maluku saat ini mencapai 26,1%,” papar Ina Latu Maluku itu.
Widya menjelaskan, untuk mencegah stunting, maka remaja putri harus dipersiapkan dari sekarang, terkhususnya untuk remaja putri dimana wajib minum tablet tambah darah di puskesmas atau di klinik. Hal ini agar tidak kekurangan zat besi dan untuk menghindari penyakit anemia.
Selain itu, lanjut Widya, saat 1.000 hari pertama kehidupan dimasa seorang ibu hamil harus rajin ke posyandu memeriksakan diri, agar bisa melihat secara terus menerus setiap bulannya tumbuh kembang janin, dan setelah melahirkan ibu harus memberikan asi eksklusif selama enam bulan.
“Hal ini harus dijaga agar tidak mengakibatkan kekurangan gizi dan menjadi stunting pada anak, karena jika tergolong stunting berat agak sulit untuk diperbaiki gizinya, dan ini adalah tanggung jawab kita bersama, bagaimana kita bisa mempersiapkan sumber daya manusia di Maluku yang memiliki kemampuan berpikir, IQ yang tinggi, sehat jasmani dan Rohani, sehingga anak-anak Maluku menjadi putra putri kebanggan bangsa,” jelasnya. (RIO)