RAKYATMALUKU.FAJAR.CO.ID — AMBON, — Pertama kali dalam sejarah Politeknik Negeri Ambon (Polnam) menelurkan satu guru besar di kampus vokasi di Indonesia Timur itu. Ia merupakan dosen Jurusan Akuntansi atas nama Prof. Dr. Dwi Hariyanti, S.E., M.M., Akt., CA.
Dalam kesempatan pengukuhan guru besar yang digelar di Ruang Auditorium Polnam, Rabu (18 Oktober 2023), Direktur Polnam, Dady Mairuhu berharap kedepannya akan ada dosen lain yang mengikuti jejak Prof. Dwi Haryanti.
Pengukuhan Prof. Dwi Haryanti sebagai guru besar berdasarkan SK Mendikbudristek No. 44556/M/07/2023 tentang kenaikan jabatan akademik/fungsional dosen.
Mairuhu dalam sambutannya mengajak jajaran dosen kebanggaan Polnam untuk menunjukkan tekad agar bisa meraih jabatan akademik guru besar.
“Semoga di tahun-tahun mendatang kita juga
akan mengikuti pengukuhan guru besar di Politeknik Negeri Ambon,” ujar Mairuhu.
Direktur Polnam itu juga menyinggung perihal pidato pengukuhan guru besar Prof Dwi Haryanti yang mendiskusikan tentang penjaminan mutu internal perguruan tinggi.
Tidak hanya bagi perguruan tinggi swasta saja, penjaminan mutu menjadi elemen penting dan utama bagi semua perguruan tinggi. Mutu lulusan dijamin melalui implementasi sistem penjaminan mutu dimana audit mutu internal menjadi salah satu instrumen utama.
“Jika penjaminan mutu berjalan dengan baik, tentu mutu lulusan akan baik juga. Saat ini, penjaminan mutu menjadi perhatian utama kita di institusi ini,
kita terus benahi dan optimalkan pelaksanaan fungsi-fungsinya,” paparnya.
Semoga dengan penelitian-penelitian yang dilakukan lanjutnya, terkait dengan penjaminan mutu internal perguruan tinggi, akan berkontribusi nyata bagi pengembangan mutu perguruan tinggi, tidak hanya Politeknik tetapi perguruan tinggi di seluruh Indonesia.
“Peningkatan kualitas sumber daya manusia dosen saat ini menjadi perhatian utama kita.
Pemerintah melalui Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi terus mendorong agar dosen-dosen di pendidikan tinggi vokasi tidak hanya berpuas diri dengan pendidikan di tingkat magister saja. Tetapi pemerintah mendorong agar dosen-dosen vokasi melanjutkan ke jenjang lebih tinggi yaitu doktor dan meraih guru besar,” tandas Mairuhu.
Untuk diketahui, dalam orasi ilmiahnya Prof. Dwi Haryanti memaparkan temuannya mengenai ‘Potret Dan Strategi Dalam Mengoptimalkan Audit Mutu Internal Perguruan Tinggi Di Wilayah Maluku’.
Fenomena yang terjadi di wilayah Maluku menujukkan bahwa sistem penjaminan mutu belum dijalankan dengan baik, hal ini berdampak pada akreditasi Institusi dan Program Studi yang belum memenuhi peringkat Akreditasi, sesuai Permendikbud Nomor 5 Tahun 2020 tentang Akreditasi Program Studi dan Perguruan Tinggi,” ungkap wanita kelahiran Blora 4 Juli 1976 itu.
Selain itu dari hasil potretnya, dalam realitas masih banyak pimpinan/pemimpin perguruan tinggi masih beranggapan penjaminan mutu merupakan pelengkap dalam proses pembejaran, bukan merupakan ujung tombak dalam proses peningkatan mutu. Hal ini sebenarnya menunjukkan bahwa komitmen sadar mutu pada pimpinan PT masih perlu ditingkatkan.
“Potret lainnya berupa tanggung jawab manajemen perguruan tinggi masih perlu di tingkatkan untuk mendorong peran audit mutu internal berjalan secara optimal. Dampak potret tersebut Sumber Daya Manusia berjalan secara alami, proses aktivitas PPEPP penjaminan mutu apa adanya akibatnya efektifitas hasil yang belum maksimal,” pungkas Dwi. (SSL)