RAKYATMALUKU.FAJAR.CO.ID — AMBON, — Kepala Bidang Pembinaan SMK, Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Maluku, Anissa menanggapi tegas upaya pemerasan yang dilakukan oknum masyarakat mengatas namakan LSM terhadap Kepala SMA Negeri 22 Maluku Tengah di Tulehu beberapa waktu lalu.
Ia mengatakan, jika ada oknum-oknum yang datang kemudian memaksa meminta sejumlah uang maka perlu direkam, didokumentasikan untuk menjadi barang bukti dalam proses hukum.
“Sebagai Kepala Bidang Pembinaan SMK saya perlu memberikan atensi atas kejadian di SMA Negeri 22 Malteng itu. Saya juga sudah mengambil langkah mengimbau kepada seluruh kepala-kepala SMK agar bertindak tegas jika ada oknum-oknum yang datang ke sekolah dengan tujuan memeras, “tegas Anissa, Minggu, 15 Oktober 2023.
Sebelumnya, aksi pemerasan yang dilakukan sejumlah oknum di SMA Negeri 22 Malteng beberapa waktu lalu, terungkap setelah Kepsek SMAN 22 Malteng di Tulehu Raudhia Abdurahman menceritakan ihwal itu kepada awak media, Sabtu, 14 Oktober 2023.
Para oknum itu datang ke sekolah dan meminta uang sebesar Rp 2 juta dengan alasan untuk membantu akomodasi kegiatan di Jakarta.
Oknum LSM itu datang menyambangi sekolahnya sebanyak dua kali. Pada hari pertama mereka datang tanpa alasan yang jelas. Meski begitu, Raudhia manerima mereka sebagai tamu sekolah.
Hanya saja, saat itu para oknum LSM itu mengeluarkan daftar bantuan dan meminta secara paksa agar Kepsek menyerahkan uang sebesar Rp 2 juta itu.
“Katanya mereka ada mau ikut kegiatan di Jakarta, jadi minta uang sebesar itu. Nah, saya sampaikan, tidak memegang uang, karena pengelolaan keuangan oleh Bendahara dan kebetulan Bendahara tidak berada ditempat. Mereka tetap memaksa, saya sampaikan nanti kalau ada Bendahara, “ungkapnya.
Setelah mendapatkan penjelasan itu, para oknum LSM tersebut kembali. Namun, mereka datang lagi di hari kedua untuk menagih janji dan sang Kepsek.
Di hari kedua itu, Kepsek juga menemui mereka dan mereka langsung meminta jumlah uang yang sudah ditentukan sendiri itu.
“Mereka datang dan minta lagi, saya bilang, kalau ada bendahara, tetapi bendahara tidak berada ditempat. Karena tak ada bendahara, mereka mengatakan, kalau begitu berikan Rp 500 ribu saja. Dalam hati saya, uangnya dimana, saya sendiri saja tak bersentuhan langsung dengan pengelolaan uang, itu di Bendahara, walhasil mereka kembali, ” ujar Raudhia.
Ironisnya, ketika menyambangi sekolah dan bertemu Kepsek, para oknum LSM itu menakut nakuti Kepsek dengan mengaku sebagai Tim Suksesnya Gubernur Maluku.
“Mereka sampaikan kalau mereka adalah Timsusnya Gubernur Maluku,” kata Raudhia.
Raudhia, mengatakan tak mengetahui jelas nama dari oknum-oknum LSM pemeras itu. Namun, ia telah mengenali mereka dari fisik masing masing.
“Yang satunya itu tinggi dan berbadan tegap dan kekar, satunya berkulit putih, saya lupa menanyakan nama mereka,” kata Raudhia.(CIK)