RAKYATMALUKU.FAJAR.CO.ID — AMBON, — Koalisi bakal calon Presiden dan wakil Presiden RI, Anies Baswedan dan Muhaimin Iskandar belakangan ini menjadi sorotan publik lantaran hengkangnya Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) sesaat setelah dipacari Koalisi Perubahan.
Menanggapi hal itu, Ketua Umum Partai Kebangkitan Nasional (PKN), Anas Urbaningrum, kepada wartawan mengatakan, pemilihan presiden (Pilpres) sepi kalau tidak ada drama.
“Pilpres kalau tidak ada drama berarti pilpres itu juga sepi. Tetapi kalau drama yang dominan tidak memberikan ruang yang cukup bagi rakyat untuk mendapatkan percakapan apa yang akan dilakukan untuk Indonesia lima tahun kedepan,” ujar Anas, usai menggelar pertemuan silaturahmi bersama OKP Cipayung Plus Maluku dan insan pers di Rumah Kopi Lela Kota Ambon, Minggu, 17 September 2023.
“Tapi detail lima tahun kedepan Indonesia mau diapakan dalam wacana politik terbatas, menurut saya tidak adil di lapangan elit dramanya seperti itu, karena di lapangan pemilih ruangnya sempit,” tambah Anas.
Mantan Anggota DPR RI itu mengatakan, episode drama politik terkait dengan koalisi pilpres yang menghasilkan pasangan calon, namun faktanya calon peserta koalisi yang sudah pacaran agak lama kemudian juga sudah ada pembicaraan perjodohan yang serius namun tidak berujung ke pelaminan.
“Yang naik ke pelaminan justru yang tidak pacaran. Mungkin Muhaimin bukan aliran pacaran dalam politik tapi kenal ta’aruf langsung hitbah, langsung naik pelaminan. Bagaimana saya ini adalah warna warni dalam dinamika koalisi pilpres,” terang mantan Ketum Demokrat itu.
“Tetapi poin saya di dalam proses itu yang saya baca adalah karena saran untuk mengajukan pasangan calon pilpres itu sangat berat 20 persen kursi atau 25 persen suara, maka konsekuensinya ada kerumitan-kerumitan yang tinggi di dalam membangun koalisi. Itu yang menurut saya salah satu poin yang mesti dikoreksi untuk kedepan,” tambah Anas.
Sebelumnya dalam pertemuan silaturahmi bersama OKP insan Pers, Anas mengatakan bahwa tujuannya datang ke Kota Ambon dalam rangka silaturahmi.
“Kalau ke Ambon agenda saya yang paling pokok adalah silaturahmi. Karena kurang lebih sudah 12 tahun saya tidak ke Ambon. Buat saya begitu lama ketika saya ke Ambon, tidak mungkin saya tidak kembali. Semacam ada setrum batin,” ungkap Anas yang merupakan Ketua Presidium Nasional Perhimpunan Pergerakan Indonesia itu.
Menurutnya, sebagai anak bangsa ia melihat Ambon sebagai daerah yang potensial, yaitu mempunyai potensi besar tetapi harus dibangun oleh pemerintah dan masyarakat secara bersama-sama.
“Memang yang disampaikan provinsi ini masih relatif tertinggal dibanding yang lain, maka akan mengalami akselerasi atau percepatan bila dibangun secara kompak,” tandas politikus itu.
Ditanya perihal arah PKN kedepan, Anas mengatakan masih di posisi pendukung. Dimana, PKN belum bisa mengusung karena merupakan partai baru yang belum mempunyai modal kursi partai peserta pemilu.
“Maka sebagai pendukung kami mencermati betul dengan pertimbangan yang paling matang sampai pada waktunya nanti muncul koalisi yang sesungguhnya. Perjodohan politik yang sesungguhnya baru kemudian ditimbang-timbang mana yang paling tepat untuk Indonesia lima tahun yang akan datang,” pungkasnya.
Dalam pertemuan itu, Anas juga mengajak sejumlah Cipayung Plus yang hadir untuk mendiskusikan hal apa saja.
“Kita boleh bicarakan dan ngomong apa saja disini, gak ada ketua fraksi yang larang. Jadi isu apa saja boleh dibicarakan. Obrolan yang merdeka karena tempat seperti ini sesungguhnya adalah publik square atau political square, jadi prosesnya gak bisa hanya di DPR,” pungkas Anas.
Turut mendampingi Anas di Ambon, Ketua Wilayah PPP Maluku Aziz Hentihu, Sekretaris Wilayah PPP Maluku, Rovik Akbar Afifuddin dan sejumlah loyalisnya. (SSL/ RIO)