RAKYATMALUKU.FAJAR.CO.ID — AMBON, — Guru Besar Olahraga Universitas Pattimura Ambon Profesor Alberthus Fenanlampir mengaku prihatin dengan raihan miris sejumlah cabang olahraga yang dikirim pengurus Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) Provinsi Maluku melakoni kejuaraan nasional dirangkai babak kualifikasi Pekan Olahraga NasionL (PON) XXI -2023.
Saat ini saja baru sekitar 10 lebih tiket PON XXI 2024 Aceh dan Sumatera Utara (Sumut) yang direbut atlet-atlet Maluku dari sejumlah cabor, di antaranya tinju empat tiket, kempo dua tiket, karate dua tiket dan muaythai dua tiket.
Ironisnya atletik yang sepanjang sejarah berdirinya Maluku telah menjadi cabang prioritas sekaligus langganan penyumbang medali bagi Maluku sejak PON II -1951 Jakarta hingga PON XX 2020 Papua justeru rontok seluruh nomor perlombaan yang diikuti di kualifikasi PON XXI 2023 di Bogor, Jawa Barat.
Lebih memprihatinkan lagi di cabang dayung yang selama tiga edisi PON terakhir mulai PON XVIII 2012 Kepulauan Riau, PON XIX 2016 Jawa Barat dan PON XX 2020 Papua selalu menyumbang medali emas, perak dan perunggu bagi Maluku bakal tidak diperkuat lagi oleh La Memo yang dijuluki Raja Rowing Indonesia dan Chelsea Corputty karena batasan usia maksimal 27 tahun yang ditetapkan Pengurus Besar (PB) PON XXI 2024 Aceh dan Sumut.
Harapan ke Asuhan Patiiha sebagai suksesor La Memo di Nomor Rowing Single Scull juga pupus karena Asuhan dikabarkan telah menyeberang ke Sulawesi Tengah.
Lantas bagaimana dengan kempo yang di dua edisi PON sebelumnya selalu menyumbang emas di nomor randori dari Muhamma Yamin Rahayaan? Setali tiga uang karena Rahayaan bakal tak dapat berlaga di PON XXI 2024 Aceh dan Sumut juga karena batasan usia.
“Kalau cabor prioritas saja seperti atletik, dayung dan kempo sudah sulit peluang meraih medali (di PON XXI 2024), maka apa jadinya dengan cabor-cabor bukan (non) prioritas. Tentu sangat berat sekali,” jelas Fenanlampir dalam bincang-bincang dengan Rakyat Maluku di ruang kerjanya, Senin (4/9).
Ketua Pengurus Provinsi (Pengprov) Wushu Indonesia (WI) Maluku ini memprediksi peringkat Maluku akan melorot hingga ke dasar klasemen dengan bekal satu hingga dua medali emas saja di klasemen akhir PON XXI 2024.
“Kalau kemungkinan paling buruk kita bisa turun dari peringkat 20 ke peringkat 33 dari 34 provinsi kontestan PON XXI 2024.
Jika kondisi ini terjadi maka prestasi olahraga Maluku akan kembali ke masa kelabu di PON II 1951 Jakarta,” prediksi Ketua Pengprov Kick Boxing Indonesia (KBI) Maluku.
Fenanlampir menyebutkan di PON II 1951 Maluku berada di peringkat ke-10 dari 10 peserta PON dengan donasi satu medali perak dan satu medali perunggu.
“Saya khawatir prestasi kelam yang pernah kita raih di PON II 1951 akan terulang lagi di PON XXI 2024,” ucapnya was-was. (ROS)