RAKYATMALUKU.FAJAR.CO.ID — AMBON, — Pemilihan Rektor Universitas Pattimura (Unpatti) Ambon, dihujani interupsi dari sejumlah anggota senat. Pasalnya, Ketua Senat Prof Nirahua yang memimpin sidang terkesan menolak permintaan senat untuk mengklarifikasi dugaan plagiasi yang dilakukan salah satu kandidat rektor.
Pantauan media ini melalui siaran live, Senin 28 Agustus, beberapa interupsi datang dari sejumlah anggota senat. Diantaranya, Mantan Dekan FISIP Unpatti, Tonny Donald Pariela, bakal calon rektor yang juga Dekan Fakultas Hukum, Rory Jeff Akyuwen, dan dekan Fakultas MIPA, Pieter Kakisina, Prof Zaenal R, dan sejumlah anggota senat lainnya.
Mereka mempertanyakan perihal surat dari kemendagri yang berisi permintaan klarifikasi mengenai pemberitaan plagiasi yang menyeret salah satu bakal calon rektor Unpatti, Hendrik Isaak Wenno.
Interupsi yang dilayangkan rata-rata mengkritisi pimpinan senat yang tidak memberi ruang guna membahas permintaan klarifikasi itu.
Menanggapi kritikan yang ada,
Nirahua mengatakan, kita melakukan paripurna dan kita berjalan sesuai keputusan paripurna kita di tanggal 18 Agustus 2023, bukan berdasarkan dengan cara diluar prosedur.
“Paripurna menetapkan bakal calon rektor itu telah disahkan tanpa ada keberatan siapapun. Nanti dalam perjalanan kemudian diambil (pemberitaan) dari medsos kemudian diminta kita mengklarifikasi. tetapi tidak pernah kita putuskan dalam paripurna bahwa jika klarifikasi tidak selesai maka ditunda,” ujar Nirahua.
Oleh karena itu lanjutnya, kita paripurna tanggal 18 Agustus adalah untuk memutuskan masuk dalam tahapan penyaringan.
“Klarifikasi yang diminta nantinya itu membutuhkan bukti yang tidak bisa kita ambil di medsos. Dan karena itu kami menyampaikan laporan pada tanggal 18 Agustus berkaitan dengan jadwal untuk penyaringan,” ungkap dia.
Kecuali pada saat itu, tambah Mantan Dekan Fakultas Hukum Unpatti itu, kita tidak memutuskan ada penyaringan di tanggal 28 Agustus.
Selain protes dari sejumlah anggota senat, sejumlah wartawan juga melakukan protes atas sikap Humas Unpatti yang tiba-tiba melarang peliputan penyampaian visi dan misi para kandidat rektor. Padahal, rapat sebelumnya sudah diundang untuk melakukan proses peliputan.
Pernyataan pembatasan peliputan tersebut disampaikan Kepala Bagian Humas Unpatti yang sering disapa Ibu Enda.
Selain itu, wartawan hanya diarahkan untuk menyaksikan langsung penyampaian visi misi bakal calon rektor Unpatti secara live di youtube.
Sayangnya, audio siaran live yang ada sering terputus-putus bahkan tidak terdengar sama sekali.
Menurut pengakuan salah seorang wartawan, bagi wartawan yang tidak memiliki id card yang telah disediakan panitia, maka tidak diperbolehkan masuk ke ruang aula guna melakukan proses peliputan.
Selain itu, disampaikan juga yang dapat masuk ke ruangan untuk melaksanakan tugas jurnalis hanyalah wartawan yang diundang oleh pihak panitia.
Ironisnya, saat wartawan yang tidak menggunakan id card dari panitia sudah berada di dalam ruangan rapat senat, bagian Humas dengan tegas langsung menyuruh wartawan keluar ruangan.
“Kami pahami regulasi pembatasan peliputan oleh panitia, namun sebelumnya kami telah diundang secara langsung oleh Ketua Senat Unpatti beberapa waktu lalu saat berdiskusi di ruangannya,” ujar wartawan tersebut. (SSL)