RAKYATMALUKU.FAJAR.CO.ID — AMBON, — Widya Pratiwi Murad Ismail yang mencalonkan diri sebagai bakal calon anggota DPR-RI Daerah Pemilihan (Dapil) Maluku dari Partai Amanat Nasional (PAN) berdasarkan hasil pengumuman daftar calon sementara (DCS) berada di nomor urut ke-4.
Berdasarkan situs resmi KPU, DCS Dapil Maluku dari PAN nomor urut 1 ditempati Abrab Paproeka, nomor urut 2 Inge Marlyn Laurensia De Jong, nomor urut 3 Munir Kairoti, dan nomor urut 4 ditempati Widya Pratiwi.
Sebagaimana diketahui Widya Pratiwi yang adalah istri Gubernur Maluku Murad Ismail sempat menjadi perbincangan hangat di kalangan masyarakat Maluku. Pasalnya Widya sebelumnya menjabat sebagai ketua Bidang Komunikasi Politik DPD PDI-P Maluku memilih hengkang dan bergabung ke PAN untuk maju pada pemilu legislatif 2024.
Keputusannya mundur dari partai ‘wong cilik’ menjadi perbincangan hangat karena suaminya Murad Ismail saat itu ketua DPD PDIP Maluku.
Nama Widya saat itu juga masuk dalam daftar caleg DPR RI daerah pemilihan Maluku yang diusung PDI-P Maluku. Selain Widya, tiga bakal Caleg lainnya yakni Mercy Barends, Herman Koedoeboen, Edwin Huwae dan Yafet Damamain.
Nama mereka sebagai caleg saat itu masih digodok DPP PDI-P. Tapi kabar yang beredar saat itu, nama Widya berada pada nomor urut tiga di bawah Mercy dan Herman yang dipasang pada nomor urut satu dan dua.
Dua periode, Mercy Barends tercatat sebagai anggota Fraksi PDIP di DPR RI. Sedangkan Herman dan Yafet merupakan politisi senior PDIP Maluku. Sementara Edwin adalah mantan ketua DPRD Maluku dan kini masih menjabat sebagai anggota DPRD Maluku.
Keputusan hengkang dari PDIP resmi diumumkan Widya di hadapan pengurus DPD PAN se-Maluku di sekretariat PAN Maluku di Kota Ambon pada Kamis (1342023).
Keputusan Widya meninggalkan PDIP dan memilih PAN menjadi tanda tanya lantaran alasannya hengkang belum terungkap. Publik hanya menduga-duga ketua TP PKK Maluku ini memilih pindah karena tidak mendapat nomor urut 1 di daftar caleg PDI-P.
Namun demikian ketua DPD PAN Maluku Wahid Laitupa mengungkapkan Widya keluar dari PDI-P dan berlabuh di PAN karena merasa tidak nyaman di partai berlambang banteng hitam bermoncong putih ini.
“Beliau mengatakan bahwa beliau ingin bekerja dengan nyaman, jadi antara nyaman dan cinta. Artinya beliau suka dengan PDI-P tapi kalau beliau merasa nyaman dengan partai lain dalam hal ini PAN bisa saja,” kata Wahid.
Orang dekat Widya Murad kepada Rakyat Maluku mengungkapkan, sikap legowo Ketua PKK Maluku itu, berada di posisi nomor urut 4 DCS PAN dari Dapil Maluku, membuktikan bahwa istri gubernur itu tidak ambisius berada di nomor urut satu.
Kawan-kawan simpulkan sendiri, kalau di PDIP beliau keluar karena disebut tidak mendapat nomor urut satu, maka mengapa di PAN beliau tidak persoalkan ketika berada di nomor tersebut, ungkap politisi yang meminta namanya dirahasiakan itu.
Menurutnya, sikap Widya Murad itu sekaligus mengklarifikasi isu yang sela ini berkembang bahwa beliau keluar dari PDIP karena persoalan nomor urut.
Kalau keluarnya ibu (Widya) itu ada alasan lain. Bukan semata nomor urut, kuncinya. (rmsyn)