RAKYATMALUKU.FAJAR.CO.ID — AMBON, — Warga Desa Wapsalit, Kecamatan Lolongguba, Kabupaten Buru, mengungsi dari kampung halaman mereka akibat tidak tahan dengan aktivitas PT ORMAT Geothermal Indonesia.
PT ORMAT saat ini sedang melakukan pengeboran energi panas bumi bagi pembangkit listrik di Buru.
Pengeboran sekitar tiga minggu lalu. Pengeboran itu baru masyarakat mengungsi. Dampak positif katong (kita) tidak tahu. Dampak negatif ya, ada. Menimbulkan kekhawatiran, takut longsor, kata
Direktur Sasi Pulau Buru Deliana Behuku kepada Rakyat Maluku, Minggu, 20 Agustus 2023.
Menurutnya, ada lima
lokasi pengungsian yang saat ini ditempati warga, yakni Manumpang, Walumuha, Wakoni dan Waplahang Ngade serta Kayeli.
Di Kayeli itu satu dusun semua. Dusun Sunderlale, karena letaknya di bawah tempat bor, ungkapnya.
Wanita yang konsen pada hak-hak adat menjelaskan, tahun 2022 lalu, PT ORMAT masuk mengeksplorasi panas bumi di Desa Wapsalit. Awal kedatangan tidak diterima masyarakat.
Entah kenapa mereka bisa menguasai tanah Adat. Sosialisasi yang kerap dilakukan perusahaan itu pun ditolak.
Katong punya tanah adat yang perusahaan serobot untuk pembangunan listrik panas bumi. Waktu masuk tidak tahu izin. Sosialisasi pun Dong sosialisasi hingga eksplorasi ini ditolak warga adat sampai sekarang, jelasnya.
Puncaknya, masyarakat adat melakukan protes PT ORMAT pada, Kamis, 16 Agustus pekan kemarin.
Warga minta perusahan segera dicabut. Sebab, selain aktivitas perusahan menganggu, PT ORMAT juga telah menyerobot tanah warga adat,’ ucapnya.
Dia berharap kepada pemerintah Provinsi Maluku juga Pemerintah Kabupaten Buru, untuk melihat persoalan ini.
Semua orang ingin ada listrik, tapi kalau menggangu kenyamanan masyarakat sehingga mereka mengungsi, itu tidak baik,” tandasnya. (AAN)