RAKYATMALUKU.FAJAR.CO.ID — AMBON, — Anggota DPR RI asal Maluku, Abdullah Tuasikal (AT), akhirnya angkat bicara mengklarifikasi postingan di akun Facebooknya (FB) yang sempat menghebohkan jagad maya sejak Rabu, 12 Juli 2023, hingga saat ini.
Dimana, dalam postingannya itu, AT mengunggah foto dirinya bersama Gubernur Maluku, Murad Ismail (MI) bertuliskan, “Tetangga Waihong Tetap Baku sayang..Mawe 4 Bulan Yg Lalu MI no 1, AT no 2 Kalau Bergabung Utk MI.. Seng Ada Yg Lawan”.
“Maksudnya hasil survey 4 bulan yg (yang) lalu MI urutan 1, AT urutan 2,” tepis AT, menjawab pertanyaan yang dikirim media ini via pesan WhatsApp (WA), Minggu, 16 Juli 2023.
Jawaban tersebut dinilai masih rancu. Sebab, AT tidak menjelaskan detail soal tulisan atau kalimat terakhirnya, yaitu “Kalau Bergabung Utk MI.. Seng Ada Yg Lawan”.
Ketika ditanya apakah dirinya berkeinginan ikut maju dalam kontestasi pemilihan gubernur (Pilgub) Maluku 2024, atau masih ingin maju di pemilihan legislatif (Pileg) DPR RI, AT hanya membaca pesan (pertanyaan), dan tidak lagi merespon hingga berita ini diterbitkan.
Sementara itu, Pengamat Politik Maluku yang juga Direktur Lembaga Parameter Research Consultant, Edison Lapalelo, yang diminta tanggapannya, mengatakan, jika yang disampaikan AT merupakan hasil survei, maka tidak ada yang salah.
“AT menyampaikan pesan ini ke publik berdasarkan data dari lembaga survei. Dimana, hasil survei itu menunjukan bahwa mereka (MI dan AT) tidak berpasangan, namun Pak MI masing unggul dan Pak AT diurutan kedua. Jadi, tidak ada yang salah,” katanya.
Dan terkait tulisan terakhirnya, yaitu “Kalau Bergabung Utk MI.. Seng Ada Yg Lawan”, kata Edison, mungkin saja kalimat tersebut bermaksud bahwa jika AT bergabung dalam pemenangan MI sebagai Gubernur Maluku, maka dipastikan menang.
“Seandainya mereka bergabung, maksudnya Pak AT ikut memenangkan Pak MI di Pilgub Maluku, maka pasti kekuatannya semakin bertambah. Sama seperti yang saya jelaskan kemarin bahwa maksud Pak AT itu kalau Pak MI masih kuat, sehingga jangan dianggap enteng,” terangnya.
Tidak hanya AT, partainya, yakni NasDem, kata Edison, bisa saja ikut bergabung untuk mendukung MI di Pilgub Maluku. Apalagi, jika diamati bersama bagaimana cara komunikasi hubungan MI dan Partai NasDem juga cukup baik.
“Dan bukan saja NasDem, hari ini bahkan di PDIP ada miss komunikasi, miss persepsi, namun tidak menutup kemungkinan kedepannya bisa saja akan memberikan rekomendasi kepada Pak MI, tergantung pada ruang itu mereka punya kepentingan yang sama. Jadi, jangan salah, ini politik,” paparnya.
Dia menjelaskan, semua orang berhak menyampaikan pendapatnya di muka umum, tetapi politik di era ini semua orang sudah harus mempunyai analisa data kekuatan pendukung yang benar-benar mendekati riil.
Dan sejauh ini, lanjut Edison, tepatnya tiga bulan terakhir, lembaganya belum melakukan survei untuk mengukur angka elektoral untuk semua bakal calon Gubernur Maluku. Meski demikian, bulan kemarin lembaganya sudah melakukan riset di wilayah Kota Ambon untuk mengetahui persepsi politik yang ada.
“Kita juga terus mengamati dan mendapat update perkembangan dari satelit-satelit desa kami atau relawan-relawan kami di setiap kabupaten/ kota. Dari perkembangan yang kami dapat, memang sampai dengan hari ini situasi elektoral itu masih tetap untuk incumbent. Jadi Pak MI jangan di anggap remeh dalam persepsi sebagai incumbent,” jelasnya. (RIO)