RAKYATMALUKU.FAJAR.CO.ID — AMBON, — Baru tujuh tahun jembatan Wai Kawanua di Kecamatan Tehoru, Kabupaten Maluku Tengah digunakan masyarakat pasca proyek multi years itu selesai dikerjakan Pemkab Maluku Tengah pada Tahun 2015 lalu. Jembatan yang menghubungkan Kabupaten Maluku Tengah dan Kabupaten Seram Bagian Timur akhirnya amburk setelah diterjang banjir pada Senin, 10 Juli 2023, dini hari.
Hal ini menimbulkan spekulasi negatif akan kualitas dan minimnya perencanaan pembangunan proyek jembatan itu.
Anggota Komisi III DPRD Maluku, Fauzan Husni Alkatiri menilai ada kelemahan dari sisi perencanaan proyek jembatan itu sehingga, jembatan itu tidak berumur panjang.
“Kalau jembatan dibangun dan hanya digunakan selama tujuh tahun lalu ambruk, itu artinya kita kehilangan anggaran yang cukup banyak. Dan menurut saya, kerusakan jembatan ini adalah akumulasi dari penumpukan masalah pada perencanaan pelaksanaan maupun pemeliharaan,” katanya.
Politisi PKS itu menduga ada ketidak beresan pengelolaan anggaran pemeliharaan jembatan oleh Balai Pembangunan Jalan Nasional (BPJN) Maluku.
“Soal pemeliharaan ini menjadi “PR” Bagi kita dan akan ditanyakan langsung ke pihak BPJN. Sebab, di BPJN banyak anggaran terkait reservasi Jalan nasional, pemeliharaan jembatan,”duga Fauzan.
“Jangan-jangan perencanaan pelaksanaan bahkan sampai di pemeliharaan hanya dilaksanakan sekedarnya, kalau dilaksanakan asal asalan ya pasti akan lain, jembatan juga ya ala kadar saja yang kemudian tidak akan tahan dengan situasi alamnya seperti ini,” tambah Fauzan pula. (CIK)