RAKYATMALUKU.FAJAR.CO.ID — AMBON, — Setelah melalui proses seleksi yang ketat, ketiga pasangan berikut berhasil meraih juara satu, juara dua hingga juara tiga, yang diumumkan pada saat malam puncak pemilihan Duta Bahasa Provinsi Maluku 2023, di Ballroom Swissbell Hotel Kota Ambon, Sabtu (8/7/2023) malam.
Mereka yang menjadi juara atau pemenang kategori putra diantaranya, juara satu Jason Samuel Aldrick Noija dengan jumlah poin 748. Kemudian pemenang kedua diraih oleh Markus Matulessy dengan jumlah pij 747. Sedangkan juara ketiga diraih oleh Franselino Robert Carelsz, jumlah poin sebanyak 738. Juara favorit jatuh kepada Marco Stevyus Hetharia.
Sementara itu, kategori pemenang putri diantaranya, Kanidya Christandira Tuhumury sebagai juara satu, jumlah poin sebanyak 764. Kemudian Lieng Liliyanti Baranjanan terpilih sebagai juara dua berhasil meraup 753 poin dari dewan juri. Juara tiga atas nama Ita Juwita Padedeh junlah poin sebanyak 732. Untuk juara
favorit kategori putri disabet oleh Marisa Enjely Rumengan.
Diketahui, jumlah finalis Duta Bahasa Provinsi Maluku 2023 yang diseleksi sebanyak 30 peserta atau 15 pasangan. Mereka terdiri dari laki-laki dan perempuan yang berusia antara 21 tahun sampai dengan 25 tahun.
Dewan juri yang menilai terdiri dari tiga orang diantaranya, Kity Karenisa, S.S., M.A., Falantino E. Latupapua, S.Pd., M.A., dan dr. Elviana M.E. Pattiasina, S.Ked.
Saat menyampaikan sambutannya, Kepala Kantor Bahasa Maluku, Kity Karenisa, S.S., M.A., mengatakan, duta bahasa memiliki kewajiban sebagai mitra starategis negara dalama upaya penguatan literasi kebahasaan, perlindungan bahasa dan sastra daerah, serta internasionalisasi bahasa daerah.
“Kegiatan pemilihan duta bahasa oleh Kantor Bahasa Maluku dengan misi untuk senantiasa melahirkan generasi muda untuk mewujudkan cita-cita bangsa melalui tindakan nyata sesuai dinamika perkembangan zaman,” kata Karenisa.
Tujuannya sambung dia, ialah untuk memantik peran dalan memantapkan Bahasa Indonesia guna mempertahankan jati diri nusa dan bangsa.
Dirinya lanjut menceritakan bahwa Bahasa Indonesia membutuhkan model penutur yang mampu memikat kepedulian masyarakat, untuk itu sejak tahun 2006 Badan Pembinaan dan Pengembangan Bahasa membentuk Duta Bahasa.
“Pada awalnya pemilihan duta bahasa menjadi salah satu mata kegiatan dalam perayaan bulan bahasa dan sastra, namun kiprah dan kesadaraan generasi muda itu pul yang membuat setiap tahun ada kebutuhan untuk menambah junlah dan kekuatan generasi muda dalam trigatra bangun bahasa,” tuturnya
Yaitu lanjutnya, generasi yang tidak hanya memiliki kemahiran berbahasa Indonesia secara baik dan benar tetapi juga sangat peduli untuk melestarikan bahasa daerah dan sangat militan untuk menguasai bahasa asing yang sangat strategis demi Indonesia. (SSL)