RAKYATMALUKU.FAJAR.CO.ID — AMBON, — Warganet asal Maluku, khususnya yang berdomisili di Namlea, Kabupaten Buru, kembali ramai memperbincangkan pelayanan di RSUD setempat.
Kali ini, bukan soal pelayanan kesehatan terhadap pasien, melainkan soal dokter spesialis dan tenaga kesehatan (Nakes) yang belum menerima haknya, seperti pembayaran insentif dan BPJS.
Seperti yang tertulis pada selembar kertas bertuliskan “Pengumuman, mohon maaf, untuk sementara waktu hingga batas waktu yang tidak ditentukan, pelayanan dokter spesialis di RSUD Namlea Kabupaten Buru ditiadakan hingga Pemerintah Kabupaten Buru melunasi Pembayaran Insentif / TPP Dokter Spesialis dan Nakes sejak Agustus 2022 – Juni 2023 (selama 11 bulan) dan BPJS mulai Januari – Februari 2023. Terimakasih dan demikian harap untuk dimaklumi. TTD, Dokter Spesialis dan Nakes RSUD Namlea Kabupaten Buru”.
Direktur RSUD Namlea, dr. Helmy Koharjaya, yang dikonfirmasi media ini via seluler, Rabu, 5 Juli 2023, mengakui selembar kertas “sesat” tersebut ditempel pada loket rumah sakit, dan baru diketahui ketika dirinya hendak masuk kantor pada pagi hari.
“Ditempel di loket rumah sakit. Saya tidak tahu karena mereka tempel pagi sebelum saya masuk kantor,” akui dr. Helmy.
Dia mengatakan, pihaknya sementara menyelidiki siapa orang yang menempel kertas pengumuman tersebut pada pintu loket rumah sakit. Jika ketahuan, maka pihaknya akan akan membawa masalah tersebut ke ranah hukum untuk di proses. Sebab, kertas pengumuman itu telah mengakibatkan keresahan di tengah-tengah masyarakat, apalagi sudah menyebar di sosial media (sosmed).
“Masalah ini akan kita bawa ke ranah hukum. Ini hanya orang-orang yang tidak bertanggung jawab saja. Untuk pihak rumah sakit sendiri tidak pernah memerintahkan orang untuk menempel hal-hal seperti itu. Apalagi saya selaku kepala rumah sakit harus bertanggungjawab atas semua kegiatan di rumah sakit,” tegas dr. Helmy.
Menurutnya, walaupun ada beberapa dokter umum yang tidak masuk lantaran sakit, namun dipastikan pelayanan kesehatan bagi pasien di RSUD Namlea sejak pagi hari berjalan normal tanpa ada kendala.
“Sampai sekarang pelayanan seperti biasa, karena saya sudah berkoordinasi dengan Pak Sekda dan Kadis Kesehatan untuk secepatnya kita mengisi dokter umum yang kurang itu, dan alhamdulilah masalah sudah selesai,” terangnya.
“Dan memang ada beberapa dokter spesialis juga yang sementara ikut kegiatan, seperti simposium. Kalau pun mereka mogok juga mereka tidak memberitahukan saya terlebih dahulu,” tambah dr. Helmy.
Terkait masalah Pemerintah Daerah Kabupaten Buru belum melunasi pembayaran insentif/ TPP Dokter Spesialis dan Nakes dan BPJS, dr. Helmy menegakan bahwa pihak RSUD sementara berproses bersama pemerintah daerah.
“Untuk proses pembayaran, kita sudah rapat beberapa kali dengan pemerintah daerah, tadi juga baru selesai rapat untuk menindaklanjuti kemajuannya seperti apa. Mungkin besok sudah selesai,” tuturnya.
“Tapi kan kita tergantung keuangan di kas daerah, jadi mungkin kita bertahap dulu. Yang ini nanti cari tiga bulan, nanti berikut kalau ada anggaran yang masuk dari pusat bisa cair tiga bulan berikut lagi,” tambah dr. Helmy. (RIO)